Liputan6.com, Jakarta - Apa yang terlintas di pikiranmu saat mendengar kata hemat? Apakah hidup serba-kekurangan alias pas-pasan tanpa bisa bersenang-senang?
Kenyataannya tidak demikian karena hidup hemat tidak selalu identik dengan orang yang penghasilannya pas-pasan. Banyak orang kaya yang menjalani hidup hemat.
Baca Juga
Advertisement
Ya, kini hemat dianggap sebagai pilihan gaya hidup dibandingkan keharusan. Dengan berhemat, banyak keuntungan yang bisa Anda dapatkan. Hemat juga bukan berarti pelit.
Berikut penjelasannya seperti dikutip dari CekAja.com, Senin (18/4/2016).
Berhemat tidak selalu memilih yang termurah
Anggapan kalau berhemat selalu serba-kekurangan tidak sepenuhnya benar. Terkadang, pilihan hemat bukan selalu yang termurah. Misalnya ketika Anda hendak membeli tv. Anda pasti berharap mendapatkan tv yang awet sampai bertahun-tahun, tahan di segala cuaca, dan bergaransi jangka panjang.
Semua keinginan ini ada di tv bermerek yang pastinya tidak murah. Dengan mempertimbangkan risiko kerusakan yang artinya pemborosan dalam membayar biaya servis jika membeli tv murah, Anda pun memilih untuk membeli tv yang kualitasnya bagus meski lebih mahal.
Hemat berarti banyak pertimbangan
Pilihan hemat dilakukan dengan banyak pertimbangan di saat banyak orang impulsif saat berbelanja. Pola pikir hemat membuatmu peduli dengan setiap sen pengeluaran dan kegunaan barang sebelum melakukan pembelian. Gaya hidup hemat berarti bijak dalam menghabiskan uang.
Hidup hemat menghasilkan kebebasan finansial
Berhemat memang terkesan seperti memaksamu membatasi pilihan. Dalam beberapa hal, ini memang benar. Misalnya karena berhemat, Anda jadi mengurangi kebiasaan nongkrong di kafe. Tapi jika dilakukan jangka panjang, berhemat bisa membuatmu meraih kebebasan finansial.
Orang yang memilih hidup hemat rela untuk mengurangi kebutuhan. Sedikit kebutuhan, semakin banyak uang yang bisa ditabung. Anda tidak perlu merasa iri dengan tetangga yang punya mobil baru atau teman yang selalu memakai baju baru karena Anda tidak membutuhkannya.
Semakin banyak tabungan, Anda pun bisa makin banyak berinvestasi, yang artinya penghasilan pasif juga semakin banyak.
Berhemat memaksamu menjadi kreatif
Keterdesakan merupakan akar inovasi karena orang yang terdesak pasti banyak akal. Ini juga berlaku dalam berhemat. Saat hendak menyelanggarakan pesta pernikahan misalnya, ketika hemat ada di dalam rencanamu, Anda akan berusaha untuk menciptakan pesta minimalis, berkesan, dan tentu saja murah.
Upaya murah ini misalnya dengan membatasi jumlah tamu, membuat suvenir pernikahan dari barang-barang daur ulang, menggunakan jasa teman sebagai fotografer, dan lain-lain.
Berhemat membuatmu semakin kaya, sedangkan pelit membuatmu miskin
Orang yang pelit sangat takut kehilangan harta. Yang dipikirkan hanyalah bagaimana harta tidak berkurang meskipun itu artinya hidup kekurangan. Akibatnya Anda merasa miskin meski punya banyak uang. Padahal sebuah penelitian mengungkap, seseorang bisa lebih bahagia jika waktunya tidak dihabiskan untuk memikirkan uang, tetapi untuk keluarga atau kesehatan.
Sebaliknya, gaya hidup hemat justru membuatmu makin kaya karena bisa mendapat banyak dengan mengeluarkan sedikit uang. Orang yang hemat juga pintar karena dia tahu bagaimana mengelola keuangan.