Presiden Jokowi Ingin Sepak Bola Indonesia Tiru Tiongkok

Jokowi tidak ingin tanggung-tanggung dalam mereformasi sepak bola Indonesia.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 15 Apr 2016, 21:50 WIB
Pertemuan Presiden Jokowi dengan pengurus klub (Dokumentasi Kemenpora)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), tidak ingin tanggung-tanggung dalam mereformasi sepak bola nasional. Jokowi meminta para pengurus PSSI dan klub sepak bola Indonesia memikirkan untuk mewujudkan tim nasional yang berprestasi.

Hari ini (14/3/2016) Presiden Jokowi menerima para pemilik dan petinggi klub sepak bola nasional di Istana Kepresidenan, Jakarta. Da‎lam pertemuan tersebut, Presiden menyampaikan, dirinya banyak menerima permintaan dari masyarakat dan berbagai pihak yang menginginkan kemajuan sepak bola nasional.

Baca Juga

  • Liverpool Melawan Villarreal, Shakhtar Vs Sevilla di Semifinal
  • Modric Bantah Sepupunya Tewas Diculik
  • Semifinal Liga Champions, City Tantang Madrid

Saat ini, Jokowi menilai, sepak bola Indonesia dianggap masih di bawah negara-negara Asia lainnya, bahkan untuk negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Oleh karena itu, pemerintah ingin memperbaiki sepak bola nasional.

"Ini sesuatu yang salah yang harus kita betulkan, sesuatu yang keliru yang harus kita perbaiki. Kalau tidak, ya kita akan begini terus, saya punya keyakinan itu," kata Jokowi kepada wartawan seusai pertemuan, Jumat (15/4/2016).

"Kita hanya beri ruang agar prestasi-prestasi itu betul-betul bisa muncul. Itu tugas pemerintah," ujar Jokowi. ‎

Menurut Jokowi, reformasi persepakbolaan nasional tidak boleh tanggung-tanggung dan tidak boleh berhenti. Dalam penjelasannya, Jokowi menginginkan ada sebuah reformasi total dalam sepak bola nasional.

"Dan kita harapkan nanti muncul klub-klub sepak bola, tim nasional yang betul-betul disegani, paling tidak di Asia, syukur nanti bisa masuk lagi ke tingkat dunia. Saya kira itu keinginan rakyat, keinginan kita semua," kata Jokowi.


Indonesia Diminta Tiru Sepak Bola Tiongkok

Pertemuan Presiden Jokowi dengan pengurus klub Indonesia (Dokumentasi Kemenpora)

Jokowi ‎meyakini, sepak bola Indonesia memiliki fanatisme yang sudah terbentuk, terutama bila dilihat dari sosial media. Apabila  sepakbola nasional telah menjadi sebuah industri besar dan menguntungkan, mantan Gubernur DKI Jakarta itu meyakini akan banyak investor yang berbondong-bondong masuk ke tanah air.

"Peluang ini sebetulnya memberikan optimisme, prospek ke depan persepakbolaan Indonesia, asal kita kelolanya dengan betul, dengan benar," ucap Jokowi.‎

"Seperti yang terjadi di Tiongkok saat ini. Para pemain yang bayarannya tinggi masuk semua ke sana. Investor, industri sepak bola juga berbondong-bondong ke sana," kata Jokowi. ‎

Presiden berharap, semangat ini juga muncul di klub-klub sepak bola. Kepentingan-kepentingan yang membuat dunia sepakbola Indonesia tidak berkembang harus ditinggalkan.

"Tidak akan lahir pemain besar dan tim nasional yang berprestasi di dalam pengelolaan sepakbola yang amburadul", ucap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Di akhir pertemuan, Presiden menyampaikan pesan agar penataan persepakbolaan nasional harus diteruskan. "Semua harus berani berkorban dan mendukung langkah ini", ungkap Jokowi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya