Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Ahok sering mengeluarkan kata-kata kasar ketika menanggapi sesuatu yang tidak bisa ditoleransi. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo angkat bicara soal kebiasaan pria yang memiliki nama lengkap Basuki Tjahaja Purnama itu.
Dia menilai seharusnya seorang pejabat dapat membangun komunikasi yang baik dengan berbagai lembaga, sehingga tercipta sinergitas positif.
"Kalau memang ada masalah, ya mari duduk bersama untuk dibahas. Apakah dengan DPR, Kepolisian, Kejaksaan, termasuk BPK? Ya kalau ada masalah mari dibahas, kan ada tahap klarifikasi dan lain sebagainya," kata Tjahjo sebelum raker dengan Komisi II DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat 15 April 2016.
Baca Juga
Advertisement
Menurut dia, jika belum mampu membangun komunikasi, jangan sampai mengeluarkan kata-kata kasar, karena dapat memiliki dampak panjang ke depan. Dia pun memberi contoh soal caranya bermitra dengan Komisi II DPR yang dipimpin Rambe Kamaruzzaman.
"Ketika ada suatu permasalahan yang agak mengganjal, saya selalu meminta pendapat pimpinan komisi itu (Ketua Komisi II DPR Rambe Kamaruzzaman). Bisa telepon, SMS, ketemu," kata Tjahjo.
"Kan kalau dalam bahasa Jawa itu ono rembuk yo dirembuk lah. Ada yang bisa dibahas, ya mari kita bahas bersama dengan baik. Karena jika terus berpolemik di depan publik, itu suatu hal yang kurang baik," sambung dia.
Dia menegaskan tidak baik apabila memperlihatkan ke masyarakat luas, saat ada konflik dengan lembaga lain. "Mempertontonkan (masalah) kepada masyarakat luaskan tidak baik. Ya ada ungkapan yang mengatakan mulutmu harimaumu lah," tutur Tjahjo.
Namun, saat ditanya akan kah memanggil Ahok danmenegurnya, politikus PDIP ini mengaku sudah sering bertemu dengan mantan Bupati Belitung Timur itu.
"Saya sudah sering ketemu Ahok kok, jadi ya enggak ada masalah," tutup Tjahjo.