Mengungsi ke Masjid dan Sekolah, WNI di Jepang Selamat dari Gempa

Tidak ada WNI jadi korban jiwa dalam gempa dahsyat yang dua kali mengguncang Prefektur Kumamoto, Jepang.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 16 Apr 2016, 14:43 WIB
Sejumlah bangunan kekayaan budaya nasional Jepang runtuh akibat gempa bumi di Aso Shrine di Aso, Prefektur Kumamoto, Jepang selatan , Sabtu (16/4). Gempa berkekuatan 6,4 SR itu menewaskan sembilan orang dan 760 lainnya terluka. (REUTERS/Kyodo)

Liputan6.com, Tokyo - Gempa besar kembali menerjang Jepang. Kali ini lindu susulan tersebut berkekuatan 7,3 skala Richter (SR).

Menurut keterangan pers Kementerian Luar Negeri, tidak ditemukan Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban jiwa. Hal ini disebabkan warga Indonesia yang area terdampak gempa berada telah mengungsi ke tempat aman.

"Warga Negara Indonesia kembali mengungsi ke tempat-tempat aman seperti di Universitas Kumamoto, Masjid Kumamoto, sekolah-sekolah terdekat, atau tempat-tempat terbuka dekat rumah," jelas keterangan pers Kementerian Luar Negeri, yang dikutip Liputan6.com, Minggu (16/4/2016).

"Terdapat 83 orang WNI yang sebagian merupakan pelajar dan keluarganya mengungsi di fasilitas gimnasium Universitas Kumamoto, 24 di antaranya anak-anak. Warga lainnya mengungsi di tempat-tempat lain yang aman," tambah keterangan tersebut.

Gempa yang terjadi pada Sabtu dini hari menerjang Prefektur Kumamoto di Pulau Kyushu. Bencana tersebut berlangsung pukul 01.27 dini hari.

Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) melaporkan, gempa teranyar mengguncang wilayah barat hingga barat daya dari Kumamoto-shi dan sekitar 13 km dari Ueki -- episentrum gempa yang terjadi Kamis 14 April 2016 yang menewaskan 9 orang.

Kejadian tersebut mengundang perhatian khusus dari Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe. Dirinya, mengunjungi daerah terdampak gempa terparah.

"Saya akan melihat lokasi dengan mata kepala saya sendiri, mendengar dari para korban secara langsung," kata PM Jepang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya