WNI Kembali Disandera Abu Sayyaf, Ini Reaksi Ketua MPR

Ketua MPR pun mengaku sedang rutin berkomunikasi dengan aparat keamanan soal pembebasan 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 17 Apr 2016, 05:56 WIB
Ketua MPR Zulkifli Hasan saat menjadi pembicara di acara "Netizens Jogja Ngobrol bareng MPR RI" di Yogyakarta, Jumat (18/3/2016). MPR mengajak para Nitizen dan Blogger Indonesia untuk ikut serta mensosialisasikan 4 Pilar. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kelompok Abu Sayyaf kembali beraksi. Dua kapal dirompak di perairan perbatasan Filipina dan Malaysia. Empat pelaut Indonesia diculik. Sementara enam lainnya melarikan diri, walaupun seorang di antara mereka tertembak kelompok militan tersebut.

Ketua MPR Zulkifli Hasan sempat kaget saat mengetahui ada 4 warga negara Indonesia (WNI) lagi yang diculik oleh kelompok Abu Sayyaf. Karena itu, ia menyarankan saat ini difokuskan terlebih dahulu untuk memastikan kebenaran 4 WNI kembali diculik. Serta, sesegera mungkin membebaskan 10 WNI yang sebelumnya diculik kelompok Abu Sayyaf.

"Oh selain 10 itu, ada lagi? Nambah lagi jadi 14 (WNI disandera)? Soal nambah lagi 4 (WNI disandera) kan baru diduga, kita pasti kan 10 ini dulu ya, mudah-mudahan (bisa cepat bebas)," ucap Zulkifli di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Sabtu 16 April 2016.

Ia pun mengaku sedang rutin berkomunikasi dengan aparat keamanan soal pembebasan 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf.

"Kemarin saya juga jumpa dengan aparat kita, saya diskusikan, sedang intens sekarang diperjuangkan alternatif-alternatif karena ini kan negara tetangga. Sementara kan kita tidak boleh terjun ke sana, TNI kita," Zulkifli memaparkan.

Pria yang karib disapa Zulhas ini menegaskan masalah penculikan oleh kelompok Abu Sayyaf harus dapat segera diselesaikan oleh Indonesia. Dan yang paling penting, semua sandera WNI dapat terselamatkan.

Pada Jumat 15 April 2016 malam, 4 pelaut Indonesia diculik kelompok bersenjata yang diduga Abu Sayyaf di perairan perbatasan Filipina dan Malaysia. Ini insiden pembajakan ketiga dalam sebulan terakhir yang dialami kapal di perairan internasional di Tawi-Tawi, pulau milik Filipina yang berbatasan dengan pantai timur Sabah, Malaysia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya