Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berencana menghapus keberadaan jalur lambat di Ibu Kota.
Menurut Ahok, trotoar luas lebih diperlukan daripada jalan raya yang lebar. Sebab, penambahan jumlah ruas jalan di Jakarta tidak akan pernah bisa mengatasi masalah kemacetan Ibu Kota.
"Potong pembatasan jalur cepat lambat, ada guna? Enggak ada guna, sama aja. Penuh lagi kok.
Lalu kenapa kita potong? Kita pilih sekarang, lebih baik itu dipotong, jumlah jalan sama tapi trotoar jadi 9,5 meter," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Senin (18/4/2016).
Baca Juga
Advertisement
Menurut Ahok, saat pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) tahap pertama selesai tahun 2017 mendatang, jalur lambat di Jalan Sudirman-Thamrin akan dihapus untuk memperlebar trotoar. Ahok ingin agar trotoar menjadi lebih luas dari semula hanya 2 meter menjadi 9 meter.
"Kami perlebar trotoar karena nanti orang keluar dari MRT akan jalan kaki lewat situ," ujar Ahok.
Ahok mengatakan, penghapusan jalur lambat selain agar jalur pejalan kaki lebih lebar, juga mendorong orang menggunakan MRT. Sebab, penambahan jalur kendaraan tidak akan mengurangi kemacetan.
"Kalau kamu lebarin jalan terus, sediakan jalan untuk mobil terus, masalah macet enggak akan selesai," ujar Ahok.