Liputan6.com, Jakarta - Gempa susulan di Jepang berkekuatan 7,3 Skala Richter membuat kondisi Provinsi Kumamoto semakin parah. Ratusan pemadam kebakaran diperbantukan mencari korban yang bertahan di balik reruntuhan gedung.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Senin (18/4/2016), satu per satu mobil pemadam kebakaran dan ambulans berdatangan ke Provinsi Kumamoto. Mereka harus bergerak cepat karena hanya memiliki waktu sekitar 72 jam saja untuk menyelamatkan para korban yang terjebak di balik reruntuhan gempa.
Akibat gempa susulan yang cukup besar kekuatannya, sejumlah desa di Kumamoto terisolasi. Kondisi ini makin menyulitkan para petugas untuk membantu korban.
Gempa tremor yang masih terus terjadi juga menyulitkan evakuasi. Apalagi sejumlah jalan tak bisa dilalui ambulans karena sebagian besar ambles bahkan patah.
Baca Juga
Advertisement
Sementara itu, jumlah korban tewas akibat gempa 7,8 Skala Richer di pesisir tengah Ekuador terus bertambah. Laporan terakhir menyebutkan, korban tewas mencapai 262 orang dan 2.500 lainnya terluka.
Tim penyelamat yang dibantu warga setempat terus berupaya mencari korban yang diduga masih banyak tertimbun di bawah reruntuhan bangunan. Upaya penyelamatan korban didukung sejumlah alat berat untuk membantu pengangkatan puing-puing bangunan.
Laporan terakhir menyebutkan, jumlah korban tewas mencapai 262 orang. Sementara 2.500 lebih lainnya dilaporkan terluka.
Gempa yang berpusat di 27 kilometer dari Muisne ini menghancurkan rumah-rumah warga dan gedung, serta merobohkan sebuah jalan layang di kawasan Guayaquil, yang berjarak ratusan kilometer dari pusat gempa.
Gempa juga mengakibatkan terputusnya aliran listrik dan sinyal telepon di sejumlah wilayah. Badan Survei Geologi AS menyebut, gempa ini merupakan yang terkuat yang mengguncang Ekuador dalam beberapa dekade terakhir.