Liputan6.com, Jakarta - Beberapa negara produsen minyak dunia gagal untuk mencapai kesepakatan untuk mengontrol produksi minyak. Pertemuan yang harusnya dilaksanakan minggu lalu ternyata tidak membuahkan kesepakatan yang baik.
Seperti dilansir dari laman CNN Money, Selasa (19/4/2016) , beberapa negara OPEC dan negara produsen minyak lainnya menghabiskan lebih dari 12 jam untuk mendiskusikan masalah ini.
Mereka mempertimbangkan untuk memberhentikan sementara produksi minyak dunia. Produksi minyak dari negara-negara tersebut lebih dari setengah produksi minyak.
Baca Juga
Advertisement
Pemberhentian sementara tersebut diharapkan dapat mendongkrak harga minyak yang rendah. Harga minyak diperkirakan dapat melambung ke level US$ 40 per barel apabila kesepakatan tersebut dapat terwujud.
Kegagalan negara produsen untuk menurunkan harga minyak ini dapat memperlihatkan perpecahan yang terjadi dalam tubuh OPEC di antara dua negara produsen minyak terbesar. Arab Saudi dan Iran meningkatkan produksi minyak mereka setelah mendapat sanksi internasional.
Perdana Menteri Qatar bagian energi mengatakan negara-negara produsen perlu waktu yang lebih panjang untuk setuju akan keputusan tersebut. Ia juga mengatakan peningkatan harga telah berpengaruh pada posisi produsen minyak.
Tidak ada kepastian yang jelas apakah nanti negara-negara tersebut akan kembali berunding untuk mencapai kesepakatan. Namun perdana menteri Arab Saudi mengatakan negaranya tidak akan memberhentikan produksi sebelum ada kejelasan situasi dari Iran.
Sebelumnya harga minyak terus tergerus menjelang pertemuan penting antara pemimpin Organisasi Negara-negara pengekspor minyak (OPEC) dengan produsen non-OPEC, terutama Rusia, kata para analis. (Vna/Ahm)