Kepercayaan Publik kepada Pemerintah Meningkat, Ini Tanggapan JK

Bagi JK, langkah pemerintah selama ini sudah tepat, yaitu mengeluarkan kebijakan yang bertujuan untuk memajukan bangsa.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 19 Apr 2016, 02:17 WIB
Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan tingkat kepercayaan publik terhadap kinerja pemerintah naik dari 41% ke 59%. Hal ini cukup menjadi angin segar bagi pemerintah di tengah berbagai isu miring yang menerpa.

Wakil Presiden Jusuf Kalla pun menyambut baik hasil survei itu. Bagi JK, kepercayaan masyarakat menunjukkan kalau langkah yang diambil pemerintah selama ini dapat diterima masyarakat.

"Ya artinya masyarakat memahami dan dapat menerima, senang artinya dapat mengerti tentang kebijakan-kebijakan pemerintah, setuju begitu," ujar JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (18/4/2016).

Bagi JK, langkah pemerintah selama ini sudah tepat, yaitu mengeluarkan kebijakan yang bertujuan untuk memajukan bangsa.

"Ya bagi pemerintah kan harus berbuat sesuai tujuan kita memajukan bangsa ini. Tentu apabila kita bekerja sesuai dengan aturan, tujuan, pasti rakyat setuju, itu saja," pungkas JK.

SMRC sebelumnya merilis hasil survei terkait evaluasi publik secara nasional pada kuartal pertama 2016 pemerintahan Jokowi-JK. Hasilnya, masyarakat merasa puas dengan kinerja duet Jokowi-JK.

 

Peneliti senior SMRC Djayadi Hanan mengatakan, survei dilakukan pada 22-30 Maret 2016 dengan metodologi multistage random sampling dengan 1.220 responden.

"Mayoritas warga sebesar 59 persen menyatakan puas atas kinerja Presiden Jokowi. Dan sebanyak 39 persen yang mengatakan tidak puas atau kurang puas. Sedangkan sisanya memilih tidak jawab dan tidak tahu," ujar Djayadi di kantornya, Jakarta, Minggu 17 April 2016.

Menurut dia, tingkat penerimaan publik ini mengalami peningkatan tajam dibandingkan tahun lalu. "Ini mengalami peningkatan tajam dibandingkan Juni tahun lalu, yaitu 41 persen. Sebaliknya, dari yang tidak puas atau kurang puas, semakin mengalami penurunan menjadi 39 persen," ungkap Djayadi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya