Kesepakatan Doha Gagal, Harga Emas Naik Tipis

Harga emas bertahan di zona positif lantaran permintaan untuk aset investasi aman.

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Apr 2016, 06:40 WIB
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Chicago - Harga emas menguat pada awal pekan ini. Momentum harga komoditas membaik lantaran usai pertemuan produsen minyak utama di Doha gagal menyepakati untuk menstabilkan pasokan minyak.

Harga emas untuk pengiriman Juni menguat tipis 0,1 persen ke level US$ 1.235 per ounce. Harga perak untuk pengiriman Mei turun 0,4 persen ke level US$ 16.253 per ounce.

Penguatan harga komoditas terutama emas lantaran permintaan aset investasi lebih aman diikuti gagalnya kesepakatan di pertemuan Doha yang mereda. Di sisi lain, bursa saham pun berbalik arah ke zona hijau.

Sementara itu, kegagalan pertemuan negara produsen minyak utama untuk menstabilkan pasokan minyak membuat harga minyak West Texas Intermediate (WTI) melemah enam persen hingga akhirnya kembali pulih pada penutupan perdagangan di awal pekan ini.

 

"Harga minyak mempengaruhi pasar saham dan lainnya," ujar Analis Kitco Jim Wyckoff seperti dikutip dari laman Marketwatch, Selasa (19/4/2016).

Akan tetapi, ia menambahkan emas cukup tangguh sehingga kembali menguat. Harga emas telah naik lebih dari 15 persen sejak berada di level terendah US$ 1.073,60.

Analis masih optimistis kalau emas dan yen masih menjadi pilihan untuk aset investasi lebih aman. Yen telah menguat 0,07 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

"Yen juga kandidat utama untuk mencetak kinerja luar biasa setelah sejumlah sentimen negatif yang membayangi mulai dari Doha dan gempa bumi di Ekuador pada akhir pekan lalu. Emas pun juga mendapatkan dukungan sentimen," kata Analis Hantec Markets Richard Perry. (Ahm/Ndw)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya