Liputan6.com, Bangkok - Pekan liburan Songkran dikenal juga sebagai 'tujuh hari yang berbahaya'. Hal itu disebabkan oleh banyaknya angka kecelakaan lalu lintas yang berujung pada kematian.
Songkran atau tahun baru tradisional diadakan setiap tanggal 13-15 April, menandai permulaan tahun matahari dan musim panas di Thailand.
Baca Juga
Advertisement
Tahun ini, jumlah korban kecelakaan pada pekan liburan itu naik hingga 21,4 persen dibanding tahun lalu. Total angka kematiannya mencapai 442 orang.
Ada 3.447 insiden kecelakaan lalu lintas yang membuat 3.656 orang masuk ke rumah sakit dengan perawatan luka parah. Kejadian itu terekam dari tanggal 11-17 April 2015. Demikian dikatakan oleh Menteri Dalam Negeri Thailand sekaligus ketua Pusat Keamanan Lalu Lintas, Anupong Paojinda.
Dilansir dari Bangkok Post, Selasa (19/4/2016), Anupong mengatakan 4 dari 5 kecelakaan melibatkan motor.
Jenderal Anupong membeberkan, dalam 1 hari saja pada Minggu 10 April sebagai puncak dari pekan Sangkron, 45 tewas dan 385 lainnya terluka dalam 343 kecelakaan lalu lintas.
Kecelakaan paling banyak disebabkan oleh pengemudi mabuk, sebesar 34,09 persen.
Padahal tahun ini sanksi pengemudi mabuk seharusnya cukup membuat bulu kudu merinding: kerja sosial di kamar mayat!
"Tujuannya agar pelaku jera," kata pejabat kepolisian, Kolonel Kriangdej Jantarawong seperti dikutip dari BBC, Selasa 14 April lalu.
Sekitar 24 ribu orang meregang nyawa di jalanan Thailand tiap tahunnya, demikian data Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Jumlah kematian per kapita akibat kecelakaan lalu lintas di jalan raya Negeri Gajah Putih hanya bisa disalip oleh Libya.
Thailand mendapatkan peringkat lalu lintas paling mematikan tertinggi kedua di dunia, dengan 44 kematian per 100 ribu penduduk, demikian menurut para peneliti di Institut Riset Transportasi Universitas Michigan.
Berikut ini cuplikan festival perang air Songkran tersebut: