Cegah Resistensi Antibiotik dengan Cuci Tangan Teratur

Liputan6.com, Jakarta Penggunaan antibiotik yang cermat dan bijak menjadi langkah tepat memerangi kasus resistensi antibiotik, namun tindakan pencegahan penyebaran dari pasien yang terinfeksi bakteri resisten juga perlu diperhatikan.

Prof. Dr. dr. Kuntaman, MS., Sp.MK(K), dari Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA) yang berada di bawah naungan Kemenkes RI, memaparkan, kondisi resistensi antibiotik dapat menyebar lewat cara apapun khususnya pada tempat-tempat yang memiliki antimikroba tinggi seperti di rumah sakit.

"Terjadinya resistensi itu sumbernya adalah manusia. Ada dua proses munculnya dan menyebarnya antimikroba. Munculnya yaitu dengan seleksi dari penggunaan antibiotik yang tidak tepat dan kedua dapat terjadi, saat ia (antimikroba) menyebar lewat udara, juga lewat kontak tangan. Maka cuci tangan itu menjadi penting," jelasnya.

Budaya cuci tangan perlu ditekankan pada semua orang. Menurut Prof Kuntaman pun mencuci tangan bukan asal menggunakan air bersih saja namun ada langkah runut untuk memastikan tangan bebas dari kuman. Dr Dewi Indriani, penanggung jawab resistensi antimikroba WHO Indonesia pun memaparkan bahwa mencegah resistensi antibiotik ialah dengan mencuci tangan secara teratur.

Mencuci tangan bukan hanya satu atau dua kali dalam sehari - namun jika setiap individu sudah terlalu banyak menyentuh benda-benda dalam aktivitasnya, maka perlu lah mencuci tangan di bawah keran yang mengucurkan air dan tentunya menggunakan sabun pencuci tangan.