RI-Jepang Sepakat Tingkatkan Promosi Barang dan Jasa

Ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan antara Indonesia dengan Jepang.

oleh Septian Deny diperbarui 19 Apr 2016, 16:30 WIB
Ratusan peti kemas di area JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (22/10/2015). Mendag Thomas T. Lembong memproyeksikan, kinerja ekspor hingga akhir tahun akan turun 14% dan impor turun 17% secara year on year. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Nus Nuzulia Ishak bersama Gubernur Prefektur Wakayama, Yoshinobu Nisaka, menandatangani joint statement untuk saling mempromosikan ekspor produk/jasa Indonesia dan Jepang.

Nus mengatakan, kerjasama dan kesepakatan yang dicapai oleh Kemendag dan pemerintah Prefektur Wakayama ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan antara Indonesia dengan Jepang.

"Kami berkomitmen untuk mendukung setiap kegiatan promosi ekspor yang dilaksanakan oleh masing-masing pihak untuk meningkatkan perdagangan," ujar dia di Jakarta, Selasa (19/4/2016).

Kerjasama tersebut meliputi pertukaran informasi, penyelenggaraan seminar, partisipasi dalam pameran internasional, penyelenggaraan misi dagang, pengembangan produk, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang disepakati bersama.

"Kerjasama ini penting dan strategis bagi Indonesia karena Jepang merupakan pasar ekspor Indonesia. Pada 2015, Jepang merupakan negara tujuan ekspor produk Indonesia ke-3 setelah Amerika Serikat dan Tiongkok," lanjut Nus.

Total nilai perdagangan Indonesia dan Jepang pada Januari-Februari 2016 mencapai US$ 4,68 milliar atau menurun 19,48 persen dibandingkan periode yang sama pada 2015. Dari total nilai perdagangan tersebut, nilai ekspor non-migas Indonesia ke Jepang tercatat sebesar US$ 2,16 miliar. Sedangkan nilai impor non-migas Indonesia dari Jepang sebesar US$ 1,93 miliar.

"Dengan ini terlihat bahwa Indonesia mengalami surplus sebesar US$ 234,86 juta," kata dia.

Menurut Nus, Indonesia harus dapat memanfaatkan peluang pasar di Prefektur Wakayama. Prefektur Wakayama merupakan salah satu prefektur di Jepang yang dikenal luas dengan industri manufaktur, kimia, dan pariwisatanya.

"Indonesia dapat memanfaatkan peluang pasar yang ada dengan mengekspor produk furnitur, home decor, herbal atau spa ke hotel atau resort yang tersebar di daerah Wakayama. Selain itu juga untuk promosi produk halal. Jepang akan menjadi penyelenggara olimpiade 2020," ungkap Nus.

Sementara itu, Gubernur Yoshinobu juga menyambut antusias kerja sama ini. Dirinya berharap dengan joint statement dapat semakin mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dengan Jepang.

"Kerjasama ini dapat lebih mempererat hubungan antara Indonesia dan Jepang, khususnya dalam hal hubungan ekonomi dan budaya kedua negara, terlebih mengingat histori hubungan Indonesia dan Jepang yang sangat kuat," kata dia. (Dny/Zul)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya