Nasib Karyawan Museum Radya Pustaka Solo Usai Tutup Sementara

Gaji karyawan Museum Radya Pustaka sempat nunggak empat bulan.

oleh Fajar Abrori diperbarui 19 Apr 2016, 22:47 WIB
Karyawan museum Radya Pustaka menunggu pencairan gaji.

Liputan6.com, Solo - Gaji karyawan Museum Radya Pustaka Solo akhirnya terbayarkan setelah dana hibah sebesar Rp 300 juta dari APBD Kota Solo, jawa Tengah, turun. Sebelumnya, museum tertua di Indonesia itu terpaksa ditutup setelah gaji karyawan menunggak empat bulan.

"Hari ini turun. Dana yang turun ini nantinya untuk gaji, operasional dan perawatan museum, " jelas Wali Kota Solo FX Rudy Hadiatmo, Selasa (19/4/2016).

Sementara itu, Sekretaris Komite Radya Pustaka, St Wiyono, menyebutkan jumlah dana hibah untuk pengelolaan museum tahun ini turun. Jika dua tahun sebelumnya itu senilai Rp 400 juta, dana hibah pada 2016 hanya sebesar Rp 300 juta.

"Tahun ini dana hibah turun jadi Rp 300 juta. Dana itu turun dalam tiga tahap. Untuk tahap pertama ini saya belum tahu berapa. Yang jelas, dana hibah ini nantinya untuk pembayaran gaji yang menunggak 4 bulan dan perawatan," ujar Wiyono.

Wiyono menjelaskan, kebutuhan gaji untuk 12 karyawan per bulan sekitar Rp 17 juta. Kemudian, untuk listrik sekitar Rp 4 juta dan perawatan museum Rp 4 juta.

"Nah, kalau kemarin itu dana hibah Rp 400 juta, yang paling banyak digunakan untuk digitalisasi naskah kuno," jelas St Wiyono.

Museum Radya Pustaka sempat ditutup mulai Rabu, 13 April 2016, hingga Jumat, 15 April 2016. Museum ditutup lantaran tidak ada dana operasional. Radya Pustaka kembali beroperasi pada Sabtu, 16 April 2016.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya