Liputan6.com, Jakarta Berkomunikasi dengan arwah sudah dilakoninya sejak pria ini masih duduk di Sekolah Menengah Pertama. "Saya mulai mendengar suara-suara teman-teman dari 'alam lain'. Saat itu saya mengira sedang mendengar suara hati saya sendiri seperti yang diajarkan oleh banyak orang bijak,"ujar Herwiratno.
Sejak saat itu, sudah ribuan arwah dibantu pria asal Blitar ini untuk melanjutkan perjalanan kembali ke Tuhan. Arwah yang ditemui dan dibantunya, menurut pria yang juga seorang akupunturis ini, terjebak di alam antara sehingga mereka tidak bisa 'move on' alias pergi menuju Tuhan.
Baca Juga
Advertisement
Awalnya Herwi, panggilan pria ini, menolak anugerah ini. Bahkan, dalam perjalanan waktu Herwi selalu negosiasi dengan Tuhan dalam doa-doa atau kontak batin yang selalu dilakukan. "Dalam kasus saya, ternyata Tuhan tidak menerima tawar-menawar alias menuntut totalitas saya,"ujar Herwi.
Herwi pun baru bersedia menerima sepenuhnya tugas sebagai seorang penyampai pesan arwah ini ketika berusia 28 tahun atau sekitar tahun 2000. Momen yang diingatnya saat menerima tanggung jawab itu ketika suatu malam jelang pukul dua pagi, Herwi spontan keluar rumah.
Dengan berkaos dan celana pendek serta telanjang kaki, Herwi jalan kaki ke Jalan Pramuka, Jakarta Timur. Sambil menengadah menatap langit malam, saat itu dia mendengar suara janji Tuhan. "Kamu urus urusan-Ku di dunia dan Aku akan urus urusan duniawimu."
Spontan Herwi pun menjawab dengan kaget,"Sebentar Tuhan, saya ulangi ya janjinya. Tugas saya adalah mengurus urusan Tuhan di dunia dan urusan duniawi saya diurus oleh Tuhan."
Setelah merenung sejenak, lalu menengadah dan mengangkat tangan ke arah langit, seolah-seolah menyalami Tuhan, Herwi berkata,"Saya setuju!" (menjalankan tugas sebagai penyampai pesan arwah).