Menteri Rini Usul PNM Dapat Subsidi Bunga Kredit

Rencananya, subsidi ini akan dialokasikan ke bunga kredit pada beberapa program yang dimiliki PNM, seperti Membina Keluarga Sejahtera.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 20 Apr 2016, 12:09 WIB
Menteri BUMN Rini Soemarno saat mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi VI, Jakarta, Selasa (6/10/2015). Komisi VI menyetujui tambahan penyertaan modal negara (PMN) kepada 23 BUMN senilai Rp.34,32 triliun.(Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengusulkan PT Permodalan Nasional Madani (Peresero) untuk mendapatkan subsidi dari pemerintah. Rencananya, subsidi ini akan dialokasikan ke bunga kredit pada beberapa program yang dimiliki PNM, seperti Membina Keluarga Sejahtera (Mekaar).

"Kita sedang minta PNM untuk bisa dapat subsidi dari pemerintah. Kita sudah kirim surat ke Pak Menko Perekonomian, tolong dikasih subsidi di bunganya ini," kata Rini saat berbincang dengan wartawan di Jakarta, Rabu (20/4/2016).

Menurut Rini, Mekaar merupakan program baru yang dimiliki PNM. Program ini memberikan kredit kepada ibu-ibu rumah tangga dengan besaran maksimal Rp 5 juta. Dengan program ini, diharapkan akan meningkatkan jiwa wirausaha dari masing-masing ibu rumah tangga.

Saat ini, Program Mekaar ini sudah diikuti 16 ribu ibu rumah tangga di seluruh Indonesia. Diharapkan dengan adanya subsidi bunga ini akan membantu meningkatkan kesejahteraan setiap keluarga di Indonesia.


"Jadi supaya ibu rumah tangga ini tetap bisa menjalankan usahanya, tapi dengan adanya subsidi, dia juga bisa menyisihkan uangnya untuk ditabung, biar bisa membantu keuangan keluarga," terang Rini.

Rini menuturkan, dalam APBN 2016 terdapat dana subsidi Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 10 triliun. Nantinya dana subsidi Program Mekaar akan diajukan dari dana KUR tersebut, sebesar Rp 190 miliar dari alokasi Rp 10 triliun itu.

‎"Jumlah ini nanti kita targetkan mampu digunakan untuk 400 ribu ibu-ibu rumah tangga tahun ini, dengan total nilai pembiayaan mencapai Rp 1,5 triliun," beber Rini. (Yas/nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya