VIDEO: Belum Aman, Dilarang Berlayar ke Filipina

KSOP Tarakan meminta seluruh kapal menghentikan pelayaran sampai situasi aman.

oleh Liputan6 diperbarui 20 Apr 2016, 14:36 WIB
KSOP Tarakan meminta seluruh kapal menghentikan pelayaran sampai situasi aman.

Liputan6.com, Jakarta - Kapal-kapal pengangkut batu bara yang tertahan di perairan Tarakan, Kalimantan Utara sejak dilarangnya pelayaran menuju Filipina terus bertambah banyak.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Rabu (20/4/2016), dalam surat edaran yang dikeluarkan Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tarakan, seluruh kapal diminta menghentikan pelayaran sampai situasi aman.

Sementara nasib 4 ABK TB Henry dan tongkang Cristy yang diculik dalam perjalanan Filipina menuju Tarakan hingga kini masih gelap. Tidak ada kelompok yang mengaku menculik atau meminta tebusan.

Keluarga Samsir, salah satu ABK yang diculik di Kelurahan Karang Anyar, Tarakan Barat, Kalimantan Utara dikagetkan dengan adanya pernyataan di akun Facebook Samsir dengan nama Henry Tugboat pada Selasa 19 April kemarin. Di akun ini tertulis dirinya ada di Filipina dan meminta keluarga tidak resah.

Sebelumnya, 10 warga Indonesia diculik. Kelompok Abu Sayyaf sudah mengakui sebagai pelakunya. Mereka menuntut tebusan 50 juta peso atau sekitar Rp 14,2 miliar. Selain warga Indonesia, kelompok ini masih menyandera warga Belanda, Kanada, Norwegia dan Malaysia.

Belum lama ini Abu Sayyaf memajang foto 4 warga Malaysia yang mereka sadera.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya