Liputan6.com, Miami - Kabar gembira bagi pengidap diabetes jenis tertentu. Suatu percobaan pengobatan diabetes pada manusia telah memberi hasil yang diharapkan. Pasien tersebut sudah bebas dari keharusan suntikan insulin.
Baca Juga
Advertisement
Dikutip dari Miami Herald pada Rabu (20/4/2016), Wendy Peacock (43) hidup mengidap diabetes tipe 1 selama sekitar 20 tahun. Selama itu juga ia harus disiplin ketat dalam hidupnya.
Namun, beberapa minggu belakangan ini ia bisa menghentikan asupan insulin setelah para dokter melakukan transplantasi sel-sel baru sebagai bagian dari percobaan klinis oleh Diabetes Research Institute (DRI), bagian dari UHealth — University of Miami Health System.
Dalam jumpa pers pada Rabu lalu, Peacock mengatakan, “Membayangkan saya bisa pergi tidur pada malam hari tanpa harus memikirkan penurunan kadar gula darah rasanya seperti ada beban yang disingkirkan.”
Bagi para pengidap diabetes tipe 1, sistem kekebalan tubuh menghancurkan sel-sel pembuat insulin, yaitu hormon yang diperlukan untuk mengatur kadar gula darah. Para pengidapnya harus mendapat asupan harian insulin, baik melalui suntikan ataupun dengan pompa.
Para peneliti sedang menguji teknik transplantasi baru untuk sel-sel islet, yaitu kumpulan ribuan sel dalam pankreas yang menghasilkan insulin untuk mengatur kadar gula darah.
Para dokter menyisipkan sel-sel islet dalam tempelan yang dapat meluruh dalam tubuh pada omentum, yaitu lapisan mirip kain celemek yang membungkus organ-organ rongga perut. Tempat itu dipilih untuk mengetahui apakah tempatnya menempel lebih baik daripada ditempel di liver manusia. Di liver manusia, sel-sel sisipan itu mati.
Para dokter melakukan transplantasi sel-sel itu melalui bedah laparoskopi di Jackson Memorial Hospital pada 18 Agustus tahun lalu. Penelitian yang telah disetujui pihak FDA ini merupakan satu langkah maju menuju pengembangan DRI BioHub, yaitu organ mini hasil rekayasa biologis yang akan meniru pankreas sehingga memulihkan produksi insulin alamiah pada orang pengidap diabetes tipe 1.
Semenjak transplantasi, kadar glukosa Peacock berada pada tingkatan sehat dan ia tidak perlu lagi memasok insulin ataupun melakukan pembatasan diet.
Dr. Camillo Ricordi, direktur di Diabetes Research Institute (DRI) mengatakan, “Ia seperti orang yang bukan pengidap tapi memerlukan obat anti penolakan. Ketika ia bisa tanpa obat penekan penolakan, maka ia sudah sembuh.”
Di masa lalu, diabetes berkuasa atas hidup konsultan hukum tersebut yang tinggal di San Antonio, Texas, ini. Menurutnya, ketika kadar gulanya turun, pandangannya seperti berkbut dan sulit berproses serta berpikir secara logis.
Bukan hanya itu, ia telah mengembangkan suatu kondisi sedemikian rupa sehingga tidak mengetahui lagi kalau kadar gula darahnya sedang turun. Situasi ini berbahaya.
Pada Februari 2014, Peacock datang ke Miami untuk diuji guna kepentingan percobaan klinis dan ia dinyatakan layak. Pada Agustus 16, ia terbang ke Miami bersama dengan ayahnya dan masuk ke rumah sakit untuk menjalani pembedahan pengobatan.
Rencananya, ia akan kembali ke San Antonio dan bebas dari kewajiban asupan insulin. Hidupnya menjadi lebih mudah. Sekarang, jika ingin olahraga lari, ia tinggal memasang sepatunya dan pergi ke luar rumah tanpa perlu khawatir tentang apa yang harus disantap sebelumnya.
Ricordi melakukan transplantasi sel-sel itu bersama dengan Dr. Rodolfo Alejandro, seorang spesialis kelenjar dan direktur untuk DRI Clinical Cell Transplant Program, lalu Dr. Gaetano Ciancio, ahli bedah UHealth sekaligus direktur Urologic Transplant Surgery, dan kemudian Dr. Jose Martinez, ahli bedah laparoskopi di Jackson.
Tim tersebut bekerjasama dengan sejumlah dokter di seluruh dunia untuk melakukan 20 hingga 30 proses transplantasi dalam setahun ke depan, termasuk beberapa transplantasi di Jackon.
Kepada Miami Herald, Ricordi mengatakan bahwa dalam jangka waktu 3 hingga 7 tahun ke depan akan ada penyembuhan bagi para pasien diabetes tipe 1.