Ketua MPR: Nilai Pancasila Sudah Mulai Pudar

Ketua MPR itu mengatakan, ideologi Pancasila adalah kasih sayang dan cinta kasih tapi sekarang mulai menjauh.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 21 Apr 2016, 01:54 WIB
Ketua MPR Zulkifli Hasan memberi sambutan pada sosialisasi Empat Pilar MPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (14/4). MPR mendapat penghargaan rekor MURI yaitu sosialisasi 4 pilar menggunakan 1.000 pemusik keroncong. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua MPRZulkifli Hasan melakukan Sosialisasi 4 Pilar di hadapan sekitar 200 ibu-ibu Pimpinan Cabang Aisiyah DKI Jakarta di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Dalam kesempatan itu, pria yang karib disapa Zulhas ini mengatakan saat ini nilai-nilai luhur Pancasila sudah mulai pudar.

"Ideologi Pancasila adalah kasih sayang dan cinta kasih tapi sekarang mulai menjauh. Orang suka berkata kasar itu kini biasa, begitupun dengan orang yang memfitnah," ungkap Zulhas saat mengisi Sosilisasi 4 Pilar MPR di Jakarta, Rabu (20/4/2016).

Ia pun juga menjelaskan arti dari Bhineka Tunggal Ika. Bhineka Tunggal itu artinya berbeda dan tidak sama, namun keragaman itu justru menjadikan kreativitas dan sumber budaya nasional.

 

"Ini ibu-ibu Aisiyah harus siap, kita satu dalam keberagaman. Walaupun agamanya bukan Islam, kita harus saling menghormati. Apalagi sesama Islam," ujar Zulhas.

Ia menegaskan biar bagaimana pun orang Islam harus mampu menguasai ekonomi. Orang Islam jangan mau kalah dengan yang lain, harus belajar wirausaha, dan tidak cukup hanya dengan meratapi diri serta mengeluh saja.

Selain itu, Ketua Umum PAN ini juga menyebutkan bahwa kini telah memasuki zaman terbuka, persaingan bebas, dan demokrasi.

"Suka tidak suka jangan bertengkar. Cari saja persamaan, perbedaan kita singkirkan. Kejar anak-anak kita supaya punya daya saing, jangan jadi politisi semua, tapi jadilah pengusaha," papar dia.

Di akhir acara, Zulkifli Hasan sempat menjelaskan mengenai Undang-undang Dasar (UUD) 1945. Dalam konsensus tersebut telah disebutkan bahwa di Indonesia yang berdaulat adalah rakyat. Jadi pilihlah pempimpin yang baik.

"Janganlah jadi NPWP. Nomor piro, wani piro," tutup pria berkaca mata ini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya