Liputan6.com, Purbalingga - Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Situ Tirta Merta Desa Karangcegak, Kecamatan Kutasari, tengah menyiapkan wisata snorkeling (selam permukaan) di sumber mata air Tirta Merta. Sumber mata air itu sangat jernih yang melebihi kejernihan beberapa wisata snorkeling di Klaten dan Wonosari, Yogyakarta.
Wisata minat khusus snorkeling merupakan rekreasi air yang tengah populer. Wisata air itu bisa dilakukan di pantai, danau, atau embung.
Di Desa Karangcegak, snorkeling dikhususkan di danau kecil atau kolam yang dipenuhi ikan kecil. Agar lebih menarik, pengelola akan menempatkan beberapa benda unik, seperti sepeda ontel, sepeda motor, laptop, meja kursi, dan peralatan rumah tangga lainnya yang unik untuk sekadar berfoto.
Sekretaris Pokdarwis Situ Tirta Merta, Bangun Sugito, mengungkapkan untuk menyiapkan kolam khusus snorkeling, pihaknya bersama anggota Pokdarwis mulai membersihkan kolam dari timbunan pasir. Kolam tersebut saat ini ditumbuhi tanaman selada air. Satu kolam yang sudah ada difungsikan sebagai pemandian.
Baca Juga
Advertisement
"Kolam yang akan kami siapkan ini berukuran kurang lebih 13 x 25 meter. Mata airnya selalu melimpah dan saat musim kemarau tidak akan kekurangan air. Wisata snorkeling ini nantinya akan menjadi ikon di desa wisata Karangcegak," kata Bangun Sugito, Rabu, 20 April 2016.
Bangun mengatakan sumber mata air Tirta Marta memiliki potensi yang belum digarap optimal pihak pemkab, desa, maupun Pokdarwis. Status tanah seluas kurang lebih 7.000 meter itu semuanya milik pemkab.
Pihak desa belum berani mengelola sebagai destinasi wisata karena belum ada pelimpahan dari pemkab. Sementara, Pokdarwis Situ Tirta Merta bersama karang taruna yang memanfaatkan sumber mata air itu untuk wisata. Pihak Pokdarwis berkewajiban membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) untuk mata air tersebut.
"Kami masih membutuhkan peralatan seperti masker selam/masker snorkel, baju pelampung dan selang pelindung mulut dan sekaligus untuk pernafasan serta kamera anti-air. Untuk sumber daya manusianya sudah kami siapkan bertahap dan dilatih oleh pihak Dinbudparpora Purbalingga," kata Bangun Sugito yang berharap pemkab membantu pengadaan alat-alat tersebut.
Bangun mengakui di kawasan Situ Tirta Marta memang masih butuh fasilitas pendukung. Meski sederhana, yang penting memenuhi standar dan layak untuk wisatawan. Fasilitas itu seperti tempat bilas, MCK, musala, pondok pertemuan, atau tempat untuk pentas seni.
"Dengan keterbatasan dana yang ada, kami masih terus berbenah mencukupi kebutuhan tersebut," kata Bangun.
Tubing Anak-anak
Kepala Bidang Pariwisata Dinbudparpora PurbalinggaPrayitno mengatakan, berdasarkan survei potensi wisata yang dapat dikembangkan di Desa Karangcegak, selain snorkeling ada tubing. Tubing ini memanfaatkan jaringan irigasi yang lumayan luas dan lebih cocok untuk kids tubing atau tubing khusus anak-anak.
Pengelola Pokdarwis setempat saat ini sudah menyiapkan 40 karet ban untuk tubing dan disewakan bagi wisatawan yang mandi di Situ Tirta Merta.
Selain tubing, ucap Prayitno, potensi yang tak kalah menarik adalah Bukit Tawang yang bisa dipakai untuk melihat matahari terbit, sebagai tempat camping, dan areal persawahan serta sumber mata air yang jernih. Untuk wisata budaya, ada seni ebeg, dames, tek-tek, calung dan ketoprak. Sementara untuk kuliner, ada nasi jagung, gula kristal, gula jahe, dan kuliner ayam kampung Ninine.
"Kami mengarahkan agar desa wisata Karangcegak berbeda dengan desa wisata lain di Purbalingga yang sudah ramai dikunjungi. Wisata snorkeling dan kids tubing inilah yang pas dan memiliki potensi pasar yang luas," kata Prayitno.