Liputan6.com, Jakarta - Menara Latumenten yang ada di Jalan Latumenten Raya, Kelurahan Jelambar Baru, Jakarta Barat, serupa dengan apartemen lainnya. Ramai, namun dingin. Tak banyak orang yang bisa diajak bicara, bahkan pengelola. Di apartemen ini, sejak awal 2016 sudah 2 orang yang bunuh diri dengan meloncat dari lantai yang sama, lantai 9.
Kemarin, seorang ibu rumah tangga yang sering ditinggal suaminya pergi kerja ke luar kota, ditemukan meregang nyawa. Tubuhnya terhempas di antara mobil-mobil yang tengah parkir.
"Jadi ramai yang lihat, kasihan anak-anaknya masih kecil," ujar Cici (37) seorang penghuni Apartemen Latumenten pada Liputan6.com, Kamis (21/4/2016).
Farida (40) diduga depresi dan melompat dari jendela apartemen yang sempit dan hanya bisa dibuka dari dalam. Ia diketahui tinggal di lantai 9. Ibu dua anak itu sempat dilarikan ke Rumah Sakit Sumber Waras, tapi nyawa Farida tak bisa diselamatkan.
"Suaminya jarang kelihatan, tapi dia ramah kok, anaknya juga masih lucu-lucunya, yang kecil bahkan belum sekolah," kata Wijaya (42) yang mengaku tinggal satu lantai dengan korban.
Baca Juga
Advertisement
Meski pagi dan siang banyak aktivitas di apartemen ini, namun suasana seketika berubah mencekam kala malam menjelang. Embusan angin malam di antara gedung-gedung apartemen, membawa suasana dingin yang berbeda.
Belum lagi cat abu-abu dan oranye apartemen yang sedikit suram. Saat pagi dan sore terdengar musik yang diputar dengan volume keras dari salah satu ruangan. Musik pengiring senam, diikuti beberapa teriakan senam. Lalu hening kembali terasa jelang malam.
Sebelumnya, seorang kakek 73 tahun juga mengakhiri hidup dengan cara yang sama. Ia melompat dari lantai 9.
Untuk memasuki apartemen, pengunjung hanya bisa sampai deretan toko di lantai dasar, selebihnya tak bisa. Selama berada di lokasi, hanya 2 orang petugas yang berjaga di depan gerbang masuk apartemen. Di dalam kawasan tersebut, hingga berita ini ditulis, Liputan6.com belum berhasil menemui satu pun pihak pengelola.
Sementara itu, dari keterangan polisi, Farida depresi berat dan memilih mengakhiri hidupnya. Kapolsek Tanjung Duren Kompol Rochmad Harri Purnomo mengungkapkan, setahun lalu Farida pernah mencoba bunuh diri karena permasalahan keluarga. Ia menusukkan gunting ke bagian kepalanya, namun ulahnya itu langsung diketahui sang suami
"Dari info yang kami dapat, dia pernah mencoba membunuh diri karena depresi," kata Harri dalam pesan singkatnya.