Liputan6.com, Tokyo - Bursa saham Asia merosot dari level tertinggi dalam 5,5 bulan pada perdagangan saham menjelang akhir pekan ini. Hal itu didorong dari laba perusahaan unggulan Amerika Serikat (AS) yang mengecewakan.
Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,4 persen. Penurunan indeks saham acuan itu juga didorong dari indeks saham Jepang Nikkei melemah 0,8 persen. Indeks saham Jepang Topix susut 0,4 persen.
Kemudian indeks saham Australia/ASX 200 melemah 0,7 persen dan indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,4 persen.
Kondisi bursa saham Amerika Serikat (AS) dan laporan keuangan perusahaan unggulan di AS membayangi bursa saham Asia.
Baca Juga
Advertisement
Setelah penutupan perdagangan, perusahaan induk Google Alphabet, Microsoft, Visa, dan Starbuck melaporkan kinerja kuartal yang mengecewakan. Hal itu mendorong saham perusahaan itu turun lebih dari empat persen.
Bahkan Alphabet, perusahaan terbesar kedua dunia harus mengalami penurunan kapitalisasi pasar lebih dari enam persen. Hal ini juga membuat bursa saham AS tertekan.
"Pada dasarnya bursa saham global dan komoditas telah menguat sejak pimpinan bank sentral AS Janet Yellen telah menunjukkan sikap dovish pada Maret. Akan tetapi pelaku pasar membutuhkan lebih banyak perbaikan fundamental dalam ekonomi untuk reli lebih jauh. Pendapatan mengecewakan dari perusahaan teknologi mengecewakan pasar," ujar Norihiro Fujito, Analis Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities seperti dikutip dari laman Reuters, Jumat (22/4/2016).
Di pasar valuta asing, yen menguat terhadap dolar Amerika Serikat menjadi 109,37. Euro berada di level US$ 1,1291.
Harga minyak turun tiga persen pada perdagangan Kamis pekan ini setelah rilis stok minyak mentah AS yang bertumbuh. Pasokan minyak Iran ke Libya pun mengisyaratkan pasokan berlebih. (Ahm/Zul)