Ekonomi Dunia Lesu, ISIS Kesulitan Cari Duit

Kondisi perekonomian dunia yang melemah membuat kelompok radikal ini kesulitan untuk mendapat dana yang mereka butuhkan.

oleh Vina A Muliana diperbarui 22 Apr 2016, 11:55 WIB
Illustration of a man glorifying ISIS flag

Liputan6.com, Jakarta - Keberadaan kelompok radikal ISIS makin tersudut. Kondisi perekonomian dunia yang melemah ditambah harga minyak dunia yang menurun membuat kelompok radikal ini kesulitan untuk mendapat dana yang mereka butuhkan.

Melansir laman CNNMoney, Jumat (22/4/2016), pendapatan bulanan ISIS mengalami penurunan 30 persen di beberapa bulan terakhir.

Data yang dikeluarkan dari biro analisHIS juga mengungkap, kelompok radikal ini hanya mampu mengantongi pendapatan US$ 56 juta pada bulan Maret 2016. Angka ini jauh lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai US$ 80 juta.

Beberapa analis menuturkan, ISIS juga terpaksa untuk memotong gaji tentaranya. Selain itu, kelompok ini juga harus mengurangi biaya kesehatan bagi para anggotanya.

Isis fighters inside Yarmouk camp

Lebih lanjut, data IHS juga mengatakan wilayah kekuasaan ISIS telah berkurang 22 persen dalam 15 bulan terakhir. Dalam kurun waktu tersebut, penduduk yang hidup dalam bayang-bayang ISIS juga berkurang menjadi 6 juta jiwa.

ISIS mendapat dana yang mereka butuhkan dari pengumpulan pajak penduduknya. Jumlah pajak yang dikumpulkan ISIS juga berkurang 23 persen dalam beberapa bulan terakhir. Alhasil, kelompok radikal ini pun sedang mencari cara untuk mendapat dana yang mereka butuhkan.

Dalam kurun waktu belakangan, ISIS terus mendapatkan serangan berat dari berbagai tempat. Beberapa serangan tersebut berasal dari Suriah, Irak, militer pertahanan Kurdi Peshmerga dan Unit pertahanan Kurdi (YPG).

Kelompok-kelompok tersebut mendapat dukungan serangan udara dari koalisi pimpinan AS dan pasukan Rusia. (Vna/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya