Jumat Pertama di Gunung Sindur, Akankah Hak Baasyir Terpenuhi?

Pihak keluarga telah meminta orang kepercayaan Baasyir, Hasyim Abdullah ke Lapas Gunung Sindur hari ini untuk memastikannya.

oleh Rita Ayuningtyas diperbarui 22 Apr 2016, 10:39 WIB
Putra Abu Bakar Baasyir, Tim Pengacara Muslim dan dokter dari Mercy usai mengunjungi terpidana kasus terorisme tersebut. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Jakarta - Terpidana kasus terorisme Abu Bakar Baasyir dipindahkan ke Lapas Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat akhir pekan lalu. Hari ini adalah Jumat pertama Baasyir berada di lembaga pemasyarakatan tersebut.

Saat masih berada di Lapas Pasir Putih, Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Baasyir tidak dapat menjalankan Salat Jumat secara berjamaah. Lalu bagaimana hari ini?

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan menjamin hak Baasyir untuk beribadah terpenuhi. Dia pun menunjukkan kamar dan toilet yang diperuntukkan Baasyir.

Pemerintah juga menunjukkan musala Lapas Gunung Sindur yang bisa digunakan Baasyir untuk Salat Jumat. Putra ketiga Baasyir, Abdul Rohim Baasyir menilai Luhut salah tangkap dengan tuntutan keluarga.

Penampakan sel Abu Bakar Baasyir di Lapas Gunung Sindur. (Silvanus Alvin)

"Kalau memang direalisasikan bagus. Yang terjadi selama ini di Lapas Pasir Putih tidak boleh. Deputi beliau ngomongnya ngawur itu. Ini menunjukkan beliau (Luhut) tidak tahu apa-apa," ujar Abdul Rohim ketika dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Jumat (22/4/2016).

Menurut dia, pihak keluarga telah meminta orang kepercayaan Baasyir, Hasyim Abdullah ke Lapas Gunung Sindur.

"Hari ini dari Solo belum ke sana. Tapi kami telah meminta Pak Hasyim ke lokasi, walau kemungkinan besar tidak bisa masuk. Selama ini kan memang beliau yang selalu mendampingi dan memenuhi kebutuhan ustaz. Beliau kami minta untuk memastikan hak ustaz terpenuhi," kata Abdul Rohim.

Untuk perbaikan, dia menyarankan Menko Luhut tidak langsung percaya dengan laporan anak buahnya. Sebab, lanjut dia, Baasyir tidak boleh salat Jumat di masjid ketika di Lapas Pasir Putih adalah fakta.

"Beliau banyak-banyak ke lokasi, tidak hanya bersandar pada laporan bawahan. Saya lihat di televisi kemarin. Faktanya saat itu memang dilarang. Yang kita protes itu ya fakta-fakta kondisi beliau. Lawyer juga akan rusak kredibilitasnya kalau bohong, ngapain sih bohong," ucap Abdul Rohim.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya