Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi bertemu dengan ratusan warga Indonesia yang bermukim di Belanda.
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi menyampaikan saat ini pemerintah tengah mengupayakan agar karya anak bangsa mampu tampil di dunia internasional. Menurut dia, potensi Indonesia menguasai pasar internasional cukup besar, namun dibutuhkan pendampingan profesional agar bisa berkembang.
Salah satu yang menjadi kebanggaan Jokowi yaitu besarnya potensi generasi muda Indonesia di bidang ekonomi kreatif di Eropa. Karya mereka bahkan telah diakui dan diperdagangkan dalam sebuah penyelenggaraan pameran desainer muda Indonesia di London, Inggris.
Baca Juga
Advertisement
"Saya bangga para desainer Indonesia bisa melakukan pameran di departemen store terkemuka di London, dan busana yang diperdagangkan laku keras dalam seminggu. Padahal harganya sekitar 30-an juta rupiah jika dikurs," ungkap Jokowi melalui Tim Komunikasi Presiden.
Pemerintah, menurut Jokowi, juga tidak tinggal diam mendukung karya generasi muda. Melalui Badan Ekonomi Kreatif, Jokowi mengaku akan terus membantu dan memfasilitasi kebutuhan anak-anak muda Indonesia agar dapat berkibar di level internasional.
"Saya telah meminta Kepala Badan Ekonomi Kreatif untuk memikirkan cara-caranya," ucap Jokowi di Grand Hotel Amrath Kurhaus, Den Haag, Kamis 21 April 2016 waktu Belanda.
Demikian pula halnya dengan kuliner, Jokowi mengakui kuliner Indonesia perlu lebih dikembangkan. Untuk itu, Jokowi merasa perlu mempelajari kisah sukses kuliner Thailand yang bisa menjamur di mancanegara.
"Saya akan coba minta Garuda (PT Garuda Indonesia) mungkin bisa memberi keringanan biaya pengiriman bahan baku untuk menunjang program ini," kata Jokowi mengakhiri sesi tanya jawabnya.
Bertemu Pemimpin Eropa
Jokowi menyampaikan bahwa dalam tiga hari, dia sudah bertemu para pemimpin negara-negara di Eropa, termasuk Presiden Parlemen Eropa, Presiden Dewan Eropa, dan Presiden Komisi Eropa serta Raja Philippe dari Belgia.
"Kenapa kita harus bertemu mereka-mereka? Sebab sekarang sudah memasuki era persaingan. Ada banyak blok perdagangan, seperti Uni Eropa (UE), blok Cina, belum lagi TPP Amerika Serikat. Semua harus digarap. Ini dunia yang kita hadapi, tidak bisa kita bilang tidak mau gabung," ucap Jokowi.
Lebih lanjut, Presiden menyatakan bahwa sebenarnya bangsa Indonesia memiliki kemampuan, namun seringkali terlena. Presiden mencontohkan, subsidi BBM selama ini menghabiskan sekitar Rp 300 triliun per tahun yang terbuang percuma.
"Yang merasakan manfaatnya adalah para pemilik mobil yang merupakan golongan masyarakat mampu. Padahal subsidi itu harus untuk membantu yang tidak mampu," papar Presiden Jokowi yang disambut tepuk tangan hadirin.