Liputan6.com, Jakarta - Kepala Sub Direktorat Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan mengatakan, kedua tangan Nur Astiyah atau Nuri dipotong menggunakan golok, sementara kakinya menggunakan gergaji.
Keterangan itu didapat polisi saat membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP) terhadap Kusmayadi alias Agus, pemutilasi Nuri.
"Setelah memutilasi tangan dengan golok pada Senin dan dibuang. Selasa dini hari pelaku mau potong bagian kaki korban tapi nggak bisa karena tulangnya terlalu keras, kesulitan dia. Pelaku kemudian menjual HP korban, laku Rp 500 ribu untuk membeli gergaji," jelas Herry di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (22/4/2016).
Herry menyatakan, Agus berhasil memotong kaki Nuri meski membutuhkan waktu berjam-jam. Setelah itu Agus membungkus potongan kaki tersebut dengan kasur lipat, bersamaan dengan seprei yang digunakan untuk mengepel darah Nuri. Tinggallah jasad Nuri yang hanya tersisa badan dan kepalanya.
Baca Juga
Advertisement
"Setelah gergaji didapat, (kaki) dipotong dengan gergaji cukup lama, lalu dibungkus dengan kasur lipat, kain seprei dibungkus dan dibuang bersamaan potongan kaki. Kondisi jasad saat itu tinggal kepala dan tubuh, dan dimasukkan Agus ke kamar mandi," ujar Herry.
Jasad Nuri ditemukan di kontrakannya, Jalan Haji Malik, Kampung Telaga Sari, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang Banten.
Pembunuhan disertai mutilasi ini terungkap setelah seorang warga mencium bau tidak sedap dari kontrakan korban dan melaporkan hal itu ke polisi, Rabu, 13 April 2016. Polisi menduga kuat pemutilasi adalah Agus alias Kusmayadi. Dia masuk dalam daftar perburuan polisi.
Agus ditangkap polisi saat mengunjungi temannya, karyawan Rumah Makan (RM) Padang Selera Bundo, Jalan Masrip, Karang Tilang, Surabaya, Jawa Timur, Rabu 20 April 2016.