Royal Enfield, Beda Negara Beda Nasib

Nasib Royal Enfield di India berbeda 180 derajat dibanding di Indonesia.

oleh Rio Apinino diperbarui 24 Apr 2016, 14:37 WIB
Alasan Royal Enfield membuat APM resmi adalah karena selama ini antusiasme masyarakat Indonesia terhadap motor ini cukup besar.

Liputan6.com, Delhi - Di Indonesia, tak banyak yang tahu merek sepeda motor Royal Enfield. Tapi berbeda dengan, misalnya, Yamaha dan Honda. Bahkan di pelosok sekalipun rasanya tak ada yang tidak mengetahui merek motor Jepang ini.

Tapi, sebagaimana peribahasa katakan, lain ladang lain belalang, nasib Royal Enfield ini berbeda di negara lain. Misalnya di India. Di sana, Royal Enfield adalah merek motor dengan perkembangan paling cepat, dan mampu mengalahkan Yamaha.

Dilaporkan Indiatimes, pabrikan motor asal Inggris itu berhasil menjual 498.791 unit sepeda motor di tahun finansial 2015-2016. Jumlah ini naik 53 persen dibanding periode sebelumnya. Ini membuat Royal Enfield berada di posisi ke-5.

Dengan demikian, Royal Enfield sekarang hanya ada di bawah Hero MotoCorp, Bajaj Auto, Honda Motorcycle, dan TVS Motor. Sementara Yamaha harus rela turun di posisi enam dengan total jualan sebanyak 332 ribu.

Strategi

Lantas, apa sebenarnya penyebab fenomena ini? Menurut Rajeev Singh, Partner and Head, Automotive Sector, KPMG, hal ini disebabkan karena strategi mereka yang fokus pada pasar niche (produk atau jasa yang punya segmen spesifik, tapi menguntungkan).

"Strategi mereka untuk fokus pada segmen niche, dan tidak menjadi pabrikan produsen massal benar-benar terbayar lunas," ujar Singh.

Singh menambahkan, Royal Enfield tidak hanya mampu membuat produk mereka diterima pasar, tapi pasar itu sendiri. "Mereka telah menciptakan sebuah kultus untuk bersepeda di India," tambah Singh.

Sebagai informasi tambahan, sejauh ini Royal Enfield sudah menjual empat model di India. Keempatnya adalah Himalayan Electra, Classic, Thunderbird, dan Standard.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya