Liputan6.com, Jakarta “Kebudayaan merupakan komunikasi antar bangsa,” kata Mahatma Gandhi. Kata-kata bijak tersebut bisa menjelaskan bahwa melalui kebudayaan, orang akan mengenal peradaban suatu bangsa. Peradaban, tidak akan lekang oleh pergantian Dinasti maupun penguasa, melainkan peradaban akan terus bersinar dan memberikan cahaya bagi kemanusiaan di seluruh dunia.
Baca Juga
Advertisement
Seperti dilansir dari rilis yang diterima Liputan6.com, Jumat (22/4/2016), seni bela diri Shaolin adalah salah satu contoh peradaban Tiongkok yang sudah melegenda ratusan tahun silam dan sudah menjadi bagian budaya global. Tidak terkecuali, masyarakat Indonesia pun menggemari sena bela diri tersebut. Jacks Production akan menghadirkan pertunjukan Soul of Shaolin untuk mengobati kerinduan masyarakat Indonesia penggemar seni bela diri Shaolin.
Oleh karena itu sejak 13-17 April 2016 Soul of Shaolin sudah menggemparkan Istora Senayan dan sudah ditonton lebih dari 30.000 orang. Soul of Shaolin pun akan mengguncang Sabuga Bandung pada 24 April 2016 dengan 38 pendekar yang datang langsung dari Markas asli Shaolin di pegunungan Songhsan, propinsi Heinan, China.
Pertunjukan yang disajikan dalam bentuk drama teatrikal berdurasi 90 menit tersebut menampilkan puluhan jurus spektakuler dengan gerakan yang berbahaya, menegangkan, gerakan sedih tapi juga disertai gerakan kocak yang mengundang gelak tawa penonton, tanpa trik dan tanpa rekayasa. Semua adegan dirangkai dalam dramatisasi dengan cerita yang mengalir begitu menyentuh jiwa.
Cerita perjalanan seorang pendekar Shaolin yang dititipkan ibunya dari bayi hingga dewasa dan diasuh serta dibesarkan dalam kuil Shaolin itu merupakan tontonan yang menghibur dan mendidik Sehingga menjadi tontonan yang layak bagi semua golongan umur.
Pesan kuat yang disampaikan dalam cerita tersebut menurut Direktur Stage Xui wei Jun, adalah pertunjukan ini bermuatan kebaikan dan cinta kasih. Seperti lirik lagi yang ditulisnya: Cinta tak butuh kata namun terasa sepanjang masa. Kebaikan tak bertepi, ada di antara manusia, sebarkan cinta kasih kepada semua makhluk.
Reputasi Soul of Shaolin sudah diakui keberadaannya di panggung teater internasional bahkan sudah manggung di Theatre Marquis Broadway, Amerika Serikat selama 3 tahun dan sudah tampil di lebih 600 kali pertunjukan di seluruh dunia. Soul of Shaolin juga mendapat penghargaan di acara 63 th Tony Award dan 54 th Drama Desk Award.
Lalu, sifat-sifat berharga seperti apakah yang terkandung dalam diri seorang pendekar Shaolin? Dalam pertunjukan nanti akan diketahui bagaimana kesejatian pendekar Shaolin yang mencerminkan keteguhan, ketenangan dan kelembutan jiwa pendekar Shaolin. Sebab filosofi Tiongkok mengenai keseimbangan mental dan fisik telah menjadi dasar dari seni bela diri Shaolin.
Pertunjukan Soul of Shaolin terlihat memiliki tingkat kekompakan yang sangat tinggi. Hal itu sebagai hasil dari kolaborasi antara panggung dan kehidupan sehari hari, dimana latihan telah menjadi rutinitas keseharian para pendekar Shaolin. “Saling memahami karakter dan mengakui kelebihan masing-masing akan mempermudah kerjasama di atas panggung,” kata Wang Wan Xui, pemeran utama.
Seni Bela diri dan Pendidikan
Pernyataan Menteri Pendidikan Anies Baswedan dalam sambutannya mewakili Presiden RI Joko Widodo pada Pertunjukan Soul of Shaolin di Jakarta 17 April 2016 menandaskan bahwa Bangsa Tiongkok dan Bangsa Indonesia telah menjalin hubungan persahabatan dalam waktu yang sangat lama. Kedua bangsa ini adalah contoh bagaimana bangsa yang memiliki masyarakat berbeda beda bisa melewati batas budaya, batas agama, pendidikan dan etnis tetapi semua memberikan warna demi tegaknya Negara, demi tegaknya peradaban. Sehingga tidak aneh apabila Bangsa Tiongkok dan Bangsa Indonesia bisa merajut persahabatan yang begitu panjang.
Sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Anies secara tegas menarik garis merah keterikatan antara bela diri dengan dunia pendidikan. Menurut dia, bela diri adalah pendidikan karakter yang menyangkut dua hal: (1) karakter kinerja dan (2) karakter moral. Dengan Karakter kinerja bisa melihat bagaimana bela diri mengajarkan suatu keteguhan, ketangguhan, percaya diri dan kerja keras. Itulah sebabnya anak-anak yang digembleng lewat bela diri akan menjadi anak yang tangguh, tidak gampang menyerah, percaya diri dan ulet. “Dalam bela diri terdapat semacam paradoks. Yaitu dalam latihan diajarkan bagaimana cara memukul, tapi sekaligus dididik untuk tidak memukul. artinya, dibolehkan memukul tapi harus ada urgensi,” kata Anies. Pesan yang akan disampaikan adalah, jika tidak ada alasan yang secara moral dibenarkan, maka ketrampilan itu tidak boleh digunakan. Sehingga, biarpun memiliki ilmu tapi juga memiliki tanggungjawab atas ilmu tersebut. “Di sinilah karakter moralnya,” lanjut Anies.
Soul of Shaolin pun akan menjadi tontonan yang sangat mendidik bagaimana menjadi seorang anak yang tangguh tidak gampang menyerah, teguh, kerja keras dan percaya diri. Soul of Shaolin juga akan mengajarkan bagaimana mereka digembleng berlatih ratusan bahkan ribuan jam dalam keheningan, dalam keseriusan tanpa ada yang menonton, untuk menghasilkan pertunjukan spektakuler yang berdurasi kurang dari 2 jam.