RI Ungkap Strategi Tumbuhkan Ekonomi ke Negara Anggota G20

Strategi Indonesia berbeda dengan upaya negara Asia lain yang hanya bertumpu pada kebijakan moneter.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 22 Apr 2016, 21:30 WIB
Pertemuan Menteri Ekonomi dan Gubernur BI Negara G20 di AS. (Foto: Prisca Niken SCTV)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam pertemuan Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara anggota G20 yang berlangsung pekan ini, Indonesia unjuk gigi memamerkan kombinasi berbagai kebijakan, antara fiskal dan moneter yang sudah dilakukan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi nasional.
 
Strategi tersebut berbeda dengan upaya negara Asia lain yang hanya bertumpu pada kebijakan moneter.
 
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengungkapkan, pertemuan anggota G20 membahas berbagai isu perekonomian global, khususnya mengenai pemulihan kondisi ekonomi dunia yang sangat lamban dan tidak merata.
 
Isu lainnya, rendahnya harga komoditas dan volatilitas ekonomi global telah memberikan dampak kepada sektor riil, terutama pada sektor ketenagakerjaan akibat berkurangnya investasi di bidang industri komoditas sehingga berpengaruh terhadap gejolak di sektor keuangan dan perbankan.

"Dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi, gunakan semua kebijakan yang ada, yakni fiskal, moneter, dan kebijakan reformasi struktural. Semua dipakai," ujar Suahasil di kantornya, Jakarta, Jumat (22/4/2016).


Sayangnya, kata dia, beberapa negara maju justru menggunakan kebijakan yang terlampau berat dengan jor-joran fokus pada kebijakan moneter. Kebijakan ini, dijadikan alat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, bahkan hingga menurunkan tingkat suku bunga ke level negatif.
 
Strategi ini, Suahasil bilang, berbeda dengan Indonesia. Negara ini, mampu menggunakan kombinasi kebijakan fiskal, moneter, dan reformasi struktural untuk mengerek perekonomian.
 
Kebijakan itu antara lain, menghapus subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium sehingga membuat anggaran subsidi turun signifikan. Kemudian mengalihkan penghematan itu ke pembangunan infrastruktur, termasuk menerbitkan paket-paket kebijakan.
 
Dari sisi moneter, tambah Suahasil, Bank Indonesia telah mengeluarkan kebijakan loan to value (LTV) sampai akhirnya memangkas suku bunga acuan atau BI Rate.
 
"Ini kombinasi, semua kebijakan kita gunakan untuk mendorong pertumbuhan. Hasilnya inflasi terkendali, defisit anggaran terjaga, ekonomi bertumbuh. Nah semua ini kita bawa sebagai contoh di pertemuan G20," jelas dia. (Fik/nrm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya