Liputan6.com, Jakarta - Hujan yang mengguyur Ibu Kota dalam beberapa hari belakangan telah membuat sejumlah ruas jalan Jakarta tergenang air. Kondisi ini pun membuat geram Ahok.
Gubernur DKI yang bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama itu pun langsung mengumpulkan anak buahnya agar mereka tahu bahwa dirinya marah. Selain itu juga dibahas tentang penyebab banjir tersebut.
Advertisement
Kabar tersebut menjadi informasi yang paling dicari sepanjang Jumat 22 April 2016. Berita itu menjadi terfavorit.
Selain itu ada kabar lain yang masuk dalam informasi terpopuler. Yaitu tentang aksi anak mantan menteri BUMN yang mengendarai mobil mewahnya, Alphard secara ugal-ugalan. Akibatnya 4 kendaraan menjadi korban.
Kabar-kabar tersebut akan diulas dalam informasi terfavorit yang dihimpun Liputan6.com, Sabtu (23/4/2016) berikut ini:
1. Jakarta Banjir, Ahok 'Mengamuk'
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kesal dengan genangan yang masih terjadi di sejumlah sudut Ibu Kota akibat hujan deras yang mengguyur pada Kamis kemarin.
Ahok pun mengumpulkan anak buahnya seperti Wali Kota Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Dinas Tata Air, hingga petugas rumah pompa.
"Insinyur, Wali Kota, pompa saya panggil semua biar tahu saya marah," ujar Ahok saat rapat penanganan banjir di Balai Kota DKI, Jumat (22/4/2016).
Ahok menyatakan, kemarahannya muncul setelah mengetahui banjir di Pademangan, Jakarta Utara bukan karena air laut pasang. Melainkan karena pompa dimatikan. Ahok pun menduga anak buahnya selama ini sering membuat laporan bohong.
Selengkapnya baca di sini...
2. Eks Menteri BUMN Sebut 'Alphard Ngamuk' Anaknya Terpengaruh Game
Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Sugiharto mengakui kecelakaan yang menimpa empat mobil dan dua motor kemarin sore di kawasan Senopati merupakan ulah anaknya berinisial A (17).
Ia berujar anak keenamnya itu masih labil. Selain itu, A juga sangat suka bermain video game. Ia pun menduga aksi menyetir ugal-ugalan yang dilakukan anaknya terinspirasi dari permainan video game.
"Usianya memang begini, baru 16-17 (tahun). Dia anak yang dalam tanda kutip pinter. Jago komputer. Emosinya karena mungkin dari video game. Saya kira pengaruh itu," ujar Sugiharto di kediamannya, Jalan Ciniru I, Senopati, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis malam (21/4/2016).
Ia mengaku sudah berbicara dengan polisi lalu lintas dan reserse yang menangani kasus ini untuk memberikan efek jera terhadap A. Tujuannya, agar pelajar SMA itu tidak lagi mengulangi perbuatannya.
Selengkapnya baca di sini...
3. Mutilasi Ibu Hamil di Tangerang Kalah Sadis Dibanding Kasus Ini
Seorang ibu hamil tujuh bulan yang teridentifikasi sebagai Nur Astiyah (34) atau Nuri tewas termutilasi. Dia dimutilasi oleh pasangannya di rumah kontrakan mereka.
Kriminolog dari Universitas Indonesia Adrianus Meilala, menilai kasus mutilasi yang terjadi Rabu 13 April 2016, masih kalah sadis dibanding kasus mutilasi yang terjadi pada 1976.
"Ada jasad seseorang di jembatan Thamrin, cacahan uncountable (tak terhitung). Kalau sekarang (mutilasi Nuri) potongan, dipotong 5-7. Sekarang kurang sadis dibanding yang terjadi dulu pada 1976," kata Adrianus di Hotel Grand Kemang, Jakarta, Rabu 20 April 2016.
Dia menjelaskan, sudah terjadi 50 kasus mutilasi dalam 2 dekade terakhir. Terdapat 2 motif yang mendasari mutilasi. Pertama, niat pelaku agar tidak perlu kabur ketika membunuh korban.
"Hal kedua, kita bicara gangguan jiwa. Kalau kembali pada data, tidak ada kasus di Indonesia yang terjadi karena gangguan jiwa. Jadi yang terjadi dilakukan karena orang dekat dan bernuansa ada fungsi bahwa pelaku tidak usah lari," papar Komisioner Ombudsman ini.
Selengkapnya baca di sini...