Liputan6.com, Jakarta Universitas Indonesia (UI), selaku penggagas UI GreenMetric – pemeringkat kampus terhijau pertama di dunia, menggelar lokakarya internasional bertajuk “Fostering Sustainable Culture in Global Universities” pada Kamis (21/4) di Margo Hotel Depok. Sebanyak dua puluh pimpinan perguruan tinggi dari 16 negara di dunia hadir untuk memaparkan perkembangan kampus dan budaya hijau di negaranya masing-masing. Sejumlah negara yang berpartisipasi diantaranya Kanada, Irlandia, Saudi Arabia, Indonesia, Iran, Spanyol, Malaysia, Austria, Brazil, Jepang, Thailand, Taiwan, Yordania, Hungaria, Turki dan Meksiko.
Baca Juga
Advertisement
Sejak tahun 2010, UI telah menjadi pusat pertukaran informasi perkembangan kampus hijau. Pemeringkatan ini berhasil menarik perhatian institusi dan para pimpinan Perguruan Tinggi di seluruh dunia. Hal tersebut terlihat dari peningkatan jumlah peserta UI GreenMetric Ranking dimana pada tahun 2015 mencapai 407 Perguruan Tinggi dari 65 negara. Selain itu, tujuan UI GreenMetric juga sejalan dengan Sustainable Development Goals yang dicanangkan PBB sejak tahun 2015.
UI GreenMetric berhasil menjadi trendsetter pemeringkatan di bidang keberlanjutan dan lingkungan hidup. Ketua Tim Pemeringkatan universitas sedunia UI GreenMetric, Prof Riri Fitri Sari mengharapkan lokakarya internasional ini mampu membangkitkan semangat dan budaya global untuk membangun dunia baru yang memperhatikan keberlanjutan kehidupan di planet bumi. Adapun upaya-upaya yang harus dilakukan akan didiskusikan menjadi topik utama yang diangkat pada pertemuan ini yaitu pengelolaan sumber daya energi, pengolahan sampah, penghematan air, transportasi Ramah lingkungan, pendidikan, dan penelitian.
Dalam paparannya di hadapan para pimpinan perguruan tinggi, Riri memaparkan sejumlah upaya yang telah dilakukan UI untuk meningkatkan kehijauan kampus. Diantaranya komitmen UI mempertahankan area hijaunya dan menjadikannya sebagai laboratorium ekologi dan area konservasi. Terdapat juga sejumlah bangunan hijau diantara Gedung Pusgiwa (Pusat Kegiatan Mahasiswa) yang telah memperoleh Sertifikasi LEED (Leadership in Energy and Environmental Design). Selain itu, Gedung Fakultas Kesehatan Masyarakat menggunakan Rainwater Harvesting Tank dimana air hujan ditampung dan kemudian dimanfaatkan untuk kebutuhan penghijauan area fakultas. Terdapat pula Gedung Fakultas Teknik yang memiliki AC dengan tenaga solar.
Sedangkan Direktur Building & Estates University College Cork (UCC) Irlandia Mr. Mark Poland mendeskripsikan pengelolaan kampus hijaunya. Sebagai universitas yang senantiasa masuk dalam kelompok lima besar Kampus Terhijau dunia, komitmen UCC tersusun di dalam Rencana Strategis Universitas yang menyebutkan bahwa UCC berupaya meningkatkan reputasinya sebagai Kampus Terhijau di Irlandia. Menurutnya, kampus hijau yang sesungguhnya adalah yang memasukkan unsur kehijauan dalam kegiatan belajar mengajar, penelitian serta operasional kampus. Salah satu bentuk komitmen dalam pengelolaan kampus hijau terlihat dari peningkatan aktivitas daur ulang sampah/limbah hingga 80%. Lebih lanjut, sebagai upaya mengontrol polusi udara, UCC telah menjadi universitas pertama di Irlandia yang menggagas pelayanan shuttle bus dan menganjurkan warganya untuk memarkir kendaraan pribadinya. Dari sisi penelitian, UCC menekankan tiga pilar penelitian utama yaitu lingkungan, kelautan dan energi.
Lokakarya intensif sehari ini juga akan mengajak para Rektor mengunjungi fasilitas dan infrastruktur Green Campus di UI. Sejumlah narasumber lokakarya diantaranya Dr. Roseann Runte (Presiden Carleton University – Canada); Dr. Khalil Jamshidi (Presiden University Zanjan – Iran); Prof Mohammed Mustafa Ishak (Rektor Universiti Utama Malaysia), Mr. Mark Poland (Direktur Fasilitas University College Cork – Irlandia), Dr. Musaad Almosaind (Wakil Rektor Princes Nourah University, Saudi Arabia), Prof. Joni Permana (Rektor ITS), dan Prof. Fathur Rokhman (Rektor UNNES).