Ingin Anak Jadi Miliarder? Para Orang Tua Ikuti 7 Panduan Ini

Para psikolog menemukan adanya beberapa faktor yang bisa memperkirakan kesuksesan seorang anak. Faktor itu ternyata ada di orang tua.

oleh Vina A Muliana diperbarui 24 Apr 2016, 08:02 WIB
Kenalkan dasar-dasar invetasi (sumber. BusinessInsider.co.id)

Liputan6.com, Jakarta - Sampai kini memang tak ada resep khusus dalam membesarkan seorang anak agar nantinya dapat menjadi orang yang sukses hingga mampu menjadi seorang miliarder.

Namun para psikolog menemukan adanya beberapa faktor yang bisa memperkirakan kesuksesan seorang anak. Yang mengejutkan, faktor itu ternyata ada pada orang tuanya.

Mengutip laman Business Insider, Minggu (24/4/2016), berikut adalah 7 panduan bagi orang tua yang bisa membentuk kesuksesan anak bahkan hingga menjadi miliarder:

1. Mengajarkan anak keahlian sosial

Peneliti dari Pennsylvania State University and Duke University menelusuri lebih dari 700 anak usia TK sampai 25 tahun dan menemukan hubungan erat antara kemampuan sosial semasa TK menentukan sukses di usia dewasa dua dekade mendatang.

2. Membiasakan anak mengerjakan pekerjaan rumah

Mantan Dekan Freshmen dari Universitas Stanford AS, Julie Lythcott Haims menganggap anak yang dibiasakan mengerjakan tugas rumah akan menjelma menjadi pegawai yang bisa bekerjasama dengan rekannya. Mereka juga bisa memiliki rasa empati tinggi dan mampu mengerjakan tugas secara mandiri.

3. Memiliki ekspektasi tinggi

Menggunakan data survei 6.600 anak yang lahir di tahun 2001, Profesor Neal Halfon dari UCLA menemukan ekspektasi orang tua terhadap anaknya bisa berdampak pencapaian yang besar.

"Orangtua yang berharap anaknya mencapai kuliah terlihat berusaha mengatur agar anaknya bisa mencapai tujuan itu dengan pendapatan mereka atau kekayaan yang dimiliki," kata Halfon.


Panduan Lain

4. Memiliki hubungan harmonis

Studi dari Universitas Illinois AS menemukan anak yang berasal dari keluarga penuh konflik, apakah kekerasan atau perceraian, berpotensi menghadapi masa depan lebih suram dibandingkan mereka yang memiliki orang tua harmonis.

5. Mempunyai tingkat pendidikan tinggi

Dalam Survei tahun 2014 dari University of Michigan, Psikolog Sandra Tang menemukan jika ibu yang menamatkan kuliah sampai kuliah cenderung jejaknya diikuti oleh anaknya. Sementara anak yang lahir dari ibu menikah sangat muda, cenderung tak menamatkan sekolah SMA.

6. Minim stres

Menurut penelitian yang dikutip dari Brigid Schulte dari Washington Post, jumlah jam yang disediakan ibu dengan anak berusia antara 3-11 tahun bisa memprediksi perilaku, kebahagiaan, dan pencapaian seorang anak.

Penelitian lain menyebut, ibu yang stres karena harus bertaruh antara pekerjaan dan mencari waktu bersama anak akan berdampak buruk bagi anaknya.

7. Menghargai usaha daripada menilai kegagalan

Jika seorang anak diberitahu mereka lolos tes karena kepintarannya, itu akan menciptakan pikiran yang stagnan. Namun jika mereka sukses karena usahanya, alam pikiran mereka akan berkembang dengan pesat. (Vna/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya