Liputan6.com, London - Faye Wilkins memiliki organ reproduksi yang berbeda dengan perempuan lainnya, namun itu menghentikan 'keajaiban' datang dalam hidupnya.
Saat remaja, ia didiagnosis mengalami uterus didelphys (UD), yakni kondisi langka di mana seorang perempuan memiliki 2 set organ reproduksi.
"Saat itu usiaku 14 tahun, sungguh tak terbayangkan ketika dokter mengatakan, aku terlahir dengan 2 vagina, 2 servik, dab 2 rahim,"kata dia, seperti dikutip dari News.com.au, Minggu (24/4/2016).
Baca Juga
Advertisement
"Aku sungguh kaget saat itu, sama sekali tak mengira hal tersebut terjadi. Apalagi, perbedaannya hanya internal."
Hidup Faye awalnya biasa saja, seperti remaja lain pada umumnya. Suatu hari, ia merasakan sakit luar biasa saat periode menstruasinya. Ditemani sang ibu, perempuan asal Inggris itu akhirnya berkonsultasi ke dokter.
"Saat teman-temanku mulai menstruasi, aku hanya merasakan kejang di perut, hanya itu," kata . "Ketika sakitnya menjadi tak tertahankan, ibu membawaku ke dokter, ia mengira ada kista di rahimku sebab ada benjolan yang muncul.
Delapan bulan kemudian, uterus Faye pecah ketika ia berada di kamar mandi.
"Aku mendengar suara letupan, menyadari sesuatu di dalam diriku meledak," kata Faye. "Aku merasa kesakitan, begitu banyak darah yang keluar, sampai-sampai aku dilarikan ke rumah sakit."
Dokter yang memeriksanya kemudian menyimpulkan, Faye mengalami UD.
"Kondisi tersebut menyebabkan penyumbatan, darah menstruasiku mengental dan ukurannya mencapai 12 cm," tambah dia.
Dua bulan kemudian, Faye menjalani operasi untuk menyatukan dua vaginanya, agar insiden serupa tak kembali terjadi.
Namun, masalah lain timbul. Dokter memperingatkan bahwa kesempatannya untuk hamil kecil. Sebab, organ reproduksinya hanya setengah ukuran normal.
Benar saja, ia mengalami 6 kali keguguran. Namun, pada usia 31 tahun, praktisi kesehatan tersebut kini memiliki 2 anak, Molly (7) dan George (2). Kedua bocah lucu tersebut dilahirkan dalam rahim yang berbeda.
Pada kehamilan pertama pada 2008, setelah melewati 12 minggu kehamilan, Faye mengetahui bahwa ia mengandung di rahim kirinya. Untuk mencegah putrinya lahir secara prematur, ia memutuskan untuk menjalani prosedur jahitan serviks.
"Rahimku terbelah dua, setengah ukuran, yang berarti jauh lebih lemah," jelas Faye.
Untuknya, ia menambahkan, putri kecilnya adalah pejuang sejati, yang mampu bertahan hingga dilahirkan ke dunia lewat operasi caesar, 7 minggu dan 2 hari lebih awal dari waktu yang diperkirakan.
Lima tahun setelah kelahiran Molly, Faye dan pasangannya saat ini, Lee Welch dikaruniai seorang anak. Kali ini, jabang bayi berkembang di rahim kirinya. Mereka menyadari, terlalu cepat untuk merayakan kehamilan itu.
"Dokter memperingatkan bahwa aku akan sulit hamil setelah keguguran yang pertama. Dan tak seperti ibu lainnya, kehamilan adalah hal yang sulit bagiku.
Faye menerima steroid untuk mempercepat perkambangan George, putra keduanya.
"Dia lebih kuat dari Molly, itu berarti aku keluar dari perawatan neonatal cepat."
Setelah mapan menjadi ibu dua anak, Faye berharap, dengan membagi kisahnya ia bisa membantu perempuan lain yang didiagnosis dengan UD. Khususnya, untuk lebih menerima dan tak malu dengan kondisi tersebut.
"Aku selalu jujur dengan pria-pria yang kukencani. Ingin mereka tahu bahwa aku mungkin tak bisa hamil dan bahwa uterus didelphys menjadi bagian dari diriku," kata dia.
"Hidup dengan UD tak berarti menjadikan Anda bukan perempuan sejati, letak perbedaannya hanya pada organ internal."
Sebagai praktisi kesehatan, Faye mengaku heran, ada banyak profesional seperti dirinya yang tak memiliki pengetahuan soal kondisi tersebut. Apalagi, orang awam. Itu mengapa ia ingin meningkatkan kesadaran orang banyak terkait UD.
Kini, meski tak berencana menambah anak, Faye menolak kehidupannya dikendalikan oleh kondisinya.
"Aku memiliki kehidupan yang relatif normal, meski hanya punya satu ginjal -- yang terkait dengan UD. Tapi sekali lagi, kondisi itu tak akan menghalangiku."