Penembakan Massal di Malam Pesta Dansa, 3 Siswa Terluka

Si penembak muncul dan menghujani peluru ke arah gedung pertemuan di mana pesta dansa tengah berlangsung pada Sabtu 23 April 2016

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 24 Apr 2016, 22:55 WIB
Penembakan Massal di Malam Pesta Dansa, 3 Siswa Terluka (CNN)

Liputan6.com, Wisconsin - Penembakan massal terjadi kembali di AS. Kali ini, seorang pria bersenjatakan laras panjang meletuskan pelurunya ke arah gedung sekolah SMA di Wisconsin. Saat itu, siswa senior tengah mengadakan prom night atau malam pesta dansa. Ada 3 siswa dilaporkan terluka.

Menurut petugas Letnan Jamie Lenzer dari Dinas Kebakaran Antigo, 1 orang dilaporkan luka serius, sementara 2 lainnya tidak.

Si penembak muncul dan menghujani peluru ke arah gedung pertemuan di mana pesta dansa tengah berlangsung pada Sabtu 23 April 2016. Demikian kata Kepala Polisi Antigo, Eric Roller seperti dilansir dari CNN, Minggu (24/4/2016).

 


"Untungnya petugas tengah berada di parkiran sedang berpatroli kala mendengar suara tembakan. Petugas segera beraksi menghentikan aksi si penembak," kata Roller dalam pernyataannya.

"Siswa dan guru telah dievakuasi dari lokasi dan aman," lanjut Roller lagi.

Tersangka penembakan kini telah ditahan dan Roller memastikan tidak ada lagi ancaman bagi lingkungan. Sejauh ini belum dapat dipastikan apakah pelaku siswa dari SMA itu atau bukan.

Orangtua murid Sonia Reed mengatakan ia berada di sekolah saat insiden terjadi. Reed mengestimasi ada 100 hingga 120 siswa turut dalam kemeriahan itu.

"Aku tak merasa adanya bahaya ataupun aura negatif. Ini seperti halnya prom night, pesta dansa biasa," kata Sonia.

Sonia mengetahui insiden itu ketika salah seorang ibu menelponnya. Untungnya, anak laki-lakinya, Mathew, telah meninggalkan lokasi pesta sebelum insiden terjadi.

Sonia menyatakan keheranannya akan penembakan massal itu.

"Kalau di kota besar aku maklum ada penembakan, tapi ini kota kecil macam Antigo, begitu mengagetkan," ungkap dia.

Menurut Sonia, kota peternakan kecil itu saling mengenal satu sama lain, dan murid sekolah kerap kali berpartisipasi di acara rutin kota itu.

"Ini luar biasa mengerikan, kami biasa saling mengenal dan menggelar acara kemeriahan. Lantas ada penembakan seperti ini. Anak-anakku masih belum berani keluar rumah," tutup dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya