Rizal Ramli Sempat Diprotes karena RI Beri Fasilitas Bebas Visa

Rizal Ramli menyatakan dirinya sempat menerima banyak protes soal pemberian fasilita bebas visa kunjungan kepada 169 negara

oleh Septian Deny diperbarui 25 Apr 2016, 18:45 WIB
Menko Kemaritiman, Rizal Ramli, melakukan inspeksi mendadak ke Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (25/4). Sidak dilakukan untuk mensosialisasikan bahwa Indonesia memberikan fasilitas bebas visa kepada 169 negara (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli menyatakan dirinya sempat menerima banyak protes soal pemberian fasilita bebas visa kunjungan kepada 169 negara. Pasalnya, negara-negara tersebut tidak memberikan fasilitas serupa kepada Indonesia.

"Memang ada kontroversi. Jangan berikan mereka bebas visa, rakyat kita tidak diberikan bebas visa dari mereka, maunya supaya timbal balik," ujar dia di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (25/4/2016).

Namun Rizal bersyukur Indonesia tidak mendapat fasilitas bebas visa ini dari negara lain. Sebab jika diberikan, akan banyak masyarakat Indonesia yang memilih berlibur ke luar negeri ketimbang di dalam negeri. Hal ini justru dinilai akan merugikan negara.

"Tapi saya bersyukur tidak diberikan bebas visa semua. Karena kalau dikasih bebas visa, orang Indonesia keluyuran semua keluar negeri, kita bukan dapat devisa tapi habis devisanya, negatif," kata dia.

Meski demikian, Rizal berjanji akan melobi negara lain untuk memberikan fasilitas bebas visa kepada Indonesia. Namun syaratnya, pendapatan masyarakat Indonesia telah mencapai US$ 15 ribu per kapita per tahun. Berdasarkan data Bank Dunia (World Bank) pendapatan masyarakat Indonesia pada 2014 baru sebesar US$ 3.630 per kapita.

"Saya janji kalau pendapatan masyarakat Indonesia sudah US$ 15 ribu, kita urusin minta bebas visa. Sementara ini, yang minta minta bebas visa dari negara tersebut untuk pejabat negara, kalangan bisnis dan mahasiswa. Supaya mereka diberikan kemudahan soal visa di 169 negara tersebut," tandas dia. (Dny/Zul)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya