Sutiyoso Sebut Kepemimpinan Ahok Perlu Dievaluasi

Meski menyukai gaya kepemimpinan Ahok, menurut Sutiyoso tidak pantas jika seseorang atau anak buah yang salah diberi sanksi berlebihan. ‎

oleh Silvanus Alvin diperbarui 26 Apr 2016, 21:49 WIB
Kepala BIN, Sutiyoso keluar dari ruang rapat usai raker dengan Komisi I DPR di Senayan, Jakarta, Senin (29/2/2016). Sutiyoso mengklaim Komisi I DPR RI memperbolehkan BIN memanggil pihak yang dianggap memiliki informasi terorisme (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Rustam Effendi mundur dari jabatannya sebagai Wali Kota Jakarta Utara. Dikabarkan, ia mundur karena disindir oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso atau Bang Yos menilai gaya kepemimpinan Ahok perlu dievaluasi. Bahkan, ia menyebut Rustam Effendi sebagai anak buahnya.

"Ya mestinya kan begitu (dievaluasi), kenapa anak buah saya mundur," kata Bang Yos di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (26/4/2016).

Menurut pria yang menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu, sah-sah saja bila Ahok menerapkan gaya kepemimpinan yang keras. Dia menuturkan gaya kepemimpinan orang memang berbeda-beda.

Ia juga menyukai gaya Ahok yang menerapkan reward and punishment. Meski demikian, tidak pantas jika seseorang atau anak buah yang salah diberi sanksi berlebihan. ‎

"Walaupun saya militer, dari Kopassus, tidak berarti saya sembarang nempeleng orang, maki-maki orang. Aku enggak seperti itu. Sekali lagi ini gaya masing-masing," tandas Bang Yos.‎

 

Ahok sendiri mengaku tidak tahu alasan sebenarnya Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi mundur dari jabatan. Namun, dia menduga mundurnya Rustam ada hubungannya dengan alasan pribadi.

"Dia alasannya mau mundur saja, saya juga enggak tanya. Saya kira kalau lihat dari Facebook-nya alasan pribadi. Kamu nilai sendiri," ujar Ahok di Balai Kota DKI.

Meski begitu, dia membantah mundurnya Rustam Effendi karena tudingan Rustam yang Pro-Yusril. Sebab, perbedaan prinsip antara keduanya sudah terjadi sejak lama.

"Saya kira ini panjang, bukan cuma candaan kemarin. Sejak dari KBN, Kalijodo. Memang sudah ada perbedaan prinsip," ucap Ahok.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya