Gubernur Sulbar Bakal Mengadu ke Jokowi, Ada Apa?

Gubernur Sulbar itu kecewa setelah berkunjung ke pabrik cokelat di Swiss.

oleh Liputan6 diperbarui 27 Apr 2016, 08:01 WIB
Presiden Joko Widodo saat ditanya wartawan terkait kisruh pencatutan namanya dan Wapres Jusuf Kalla oleh seorang anggota DPR dan pengusaha demi jatah saham PT Freeport Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Rabu (18/11). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Mamuju - Gubernur Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh kecewa saat mendapati kenyataan Swiss tidak mengakui produk kakao Indonesia. Padahal, Indonesia adalah salah satu pemasok terbesar kakao ke negeri itu.

"Kakao yang diolah di negara Swiss adalah kakao dari negara Indonesia, namun ternyata negara itu tidak mengakuinya, setelah pemerintah di Sulawesi Barat berkunjung ke negara itu," kata Anwar di Mamuju, dilansir Antara, Rabu (27/4/2016).


Belum lama ini, pemerintah daerah Sulbar mengunjungi pabrik cokelat Calleir Nestle di Interlaken, Swiss. Di sana, ia mendapati Indonesia tidak terdaftar dan tidak dianggap sebagai pemasok kakao di pabrik itu.

"Padahal, pabrik tersebut mengolah kakao yang sebagian besar berasal dari Indonesia. Itu sangat mengecewakan," kata Anwar.

Dalam kunjungan ke Swiss itu, pemerintah daerah Sulawesi Barat melihat langsung pembuatan cokelat siap saji dan mengunjungi museum sejarah masuknya kakao ke Eropa. Di museum itu, Indonesia tidak terdaftar sebagai pemasok kakao meski faktanya sebagian besar kakao berasal dari Indonesia, khususnya dari Sulbar.

"Akan dilaporkan ke Presiden Jokowi bahwa negara Swiss hanya mengakui Jepang dan Australia pemasok kakao sementara Indonesia tidak diakui," ucap Anwar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya