Liputan6.com, Jakarta - Bagi para mahasiswa, mengatur keuangan merupakan suatu rutinitas yang biasa dilakukan selama proses pendidikan di perguruan tinggi masih berlangsung.
Rutinitas tersebut dilakukan sebagai bentuk kemandirian hidup selama jauh dari orang tua, sebagai contoh mahasiswa yang hidup merantau dari provinsi lain.
Hidup jauh dari orang tua merupakan tantangan tersendiri khususnya bagi seorang mahasiswa, khususnya dalam mengelola keuangan.
Hal ini tentu membutuhkan disiplin, karena orang tua umumnya memberikan anggaran untuk kebutuhan makan dan selama pendidikan di perguruan tinggi dalam satu bulan itu satu kali.
Baca Juga
Advertisement
Oleh karena itu beragam kebutuhan yang dibutuhkan harus dicatat agar tidak melebihi anggaran yang sudah ditetapkan oleh orang tua.
Namun tidak semua mahasiswa paham cara mengelola keuangan yang baik. Masalah utama yang sering dihadapi para mahasiswa adalah cara hidup hemat dengan keuangan yang dimilikinya setiap bulan.
Niat awalnya berhemat, faktanya justru lebih banyak pengeluaran yang dikeluarkan.
Lalu bagaimana cara mengelola keuangan yang baik yang dapat diterapkan oleh seorang mahasiswa, berikut tipsnya seperti dikutip dari www.cermati.com, Kamis (28/4/2016) :
1. Manajemen Berbentuk Amplop
Dalam hal ini mahasiswa dapat melakukan secara sederhana, yaitu dengan menyiapkan beberapa amplop untuk mengalokasikan anggaran yang dibutuhkan setiap bulan.
Buat posting-posting keuangan dengan mencantumkan nama kebutuhan dalam masing-masing amplop yang sudah disiapkan. Mulai dari kebutuhan pokok yang rutin, kebutuhan sekunder dan tersier.
Walaupun terkesan sangat sederhana, namun sebagai cara awal mengelola keuangan ini merupakan yang paling mudah dilakukan. Bila diibaratkan pepatah buatlah keranjang untuk menyimpan telur-telur yang dimiliki, jangan disimpan telurnya semua dalam satu keranjang.
2. Selalu Catat Segala Jenis Pengeluaran Dalam Buku
Cara ini juga merupakan hal yang termudah sebagai cara untuk mengingatkan jumlah pengeluaran yang sudah dikeluarkan. Selain itu cara ini juga efektif untuk membantu mengevaluasi apakah pengeluaran yang dikeluarkan sudah sebanding dengan keuangan yang didapat setiap bulan, atau justru lebih besar pengeluarannya.
Dengan begitu mahasiswa dapat menetapkan jenis pengeluaran apa yang dirasa tidak terlalu penting agar pengeluarannya tidak melebihi keuangan yang dianggarkan oleh orangtua. Jadi buatlah skala prioritas dan utamakan kebutuhan pokok setiap bulan terlebih dulu.
Berburu Produk Diskon
3. Berburu Produk Diskon
Bagi mahasiswa produk diskon sangat membantu agar lebih menghemat anggaran keuangan yang dimiliki. Dengan membeli produk tersebut dengan jumlah yang lebih banyak akan membantu mahasiswa sehingga di waktu mendatang tidak perlu membeli produk yang dimaksud dengan harga normal.
Sebagai contoh produknya seperti kopi, sabun cuci, dan masih banyak lagi. Namun perlu diperhatikan untuk produk makanan diskon yang akan dibeli, pastikan tanggal kadaluarsa masih jauh.
4. Memasak Makanan Sendiri
Bagi mahasiswa maupun mahasiswi yang hobi mengemil cara ini tentu sangat cocok dan membantu. Daripada membeli cemilan makanan enak namun harganya lebih mahal, lebih baik beli saja bahan mentahnya dan masak sendiri.
Sebagai contoh misalnya memasak nasi, kemudian menggoreng telor, dan sebagainya. Cara ini juga membantu agar lebih menghemat biaya hidup.
5. Bedakan Kebutuhan dngan Keinginan
Terkadang hampir rata-rata mahasiswa belum dapat membedakan antara kebutuhan dengan keinginan. Pastikan produk yang dibeli mahasiswa merupakan produk yang dibutuhkan, bukan sekadar diinginkan untuk dimiliki semata.
Tujuannya agar tidak terjadi pemborosan dalam anggaran keuangan yang dimiliki. Bila sampai terjadi pemborosan, maka nantinya akan mengakibatkan masalah bagi mahasiswa atau mahasiswi itu sendiri.
Lakukan dengan Disiplin yang Tinggi
Dengan menerapkan lima tips mengelola keuangan untuk mahasiswa dengan kemauan yang kuat dan disiplin yang tinggi, dapat membantu mahasiswa mengatur keuangan dengan baik. Bila suatu saat memiliki pemasukan sendiri selain dari orang tua, dapat dialokasikan untuk keperluan lain maupun ditabung.
Tidak hanya itu kelebihan dari menghemat tersebut tidak menutup kemungkinan dapat dijadikan modal dalam membuka usaha sampingan atau dimanfaatkan untuk membuat usaha sampingan dan diinvestasikan, mau pun digunakan sebagai dana darurat. (Ahm/Nrm)
Advertisement