Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) menggunakan metode tes berbasis komputer yang lebih dikenal dengan istilah (Computerized Adaptive Testing/ CAT). Metode ini digunakan pada tahap tes IQ untuk pelamar PLN.
Direktur Direktur Human Capital Management PLN Muhamad Ali mengatakan, PLN terus berupaya mengembangkan sistem rekrutmen yang valid dan reliable untuk menjaring lulusan-lulusan muda yang handal dan berbakat. PLN memperkenalkan metode tes berbasis komputer pada 2016.
"Setelah lolos seleksi administrasi serta tes akademis dan bahasa Inggris, sebanyak 1.466 pelamar PLN dari seluruh Indonesia mulai hari ini (27/4) mengikuti tes IQ dengan metode CAT yang diselenggrakan di Kampus Politeknik Negeri (Polban) Bandung," kata Ali, dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Rabu (27/4/2016).
Metode CAT ini akan mengukur secara tepat kemampuan peserta, dengan tingkat kesukaran tes disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta sehingga hasil yang diperoleh lebih valid dan reliable.
Baca Juga
Advertisement
CAT tidak hanya memindahkan butir soal yang ada dalam buku cetak ke dalam file komputer. Penyajian soal tes disesuaikan dengan respon yang menunjukkan tingkat kemampuan peserta.
Komputer dapat menyimpan informasi tes (bank soal) dan hanya menampilkan item-item sesuai kemampuan peserta.
Urutan item pun akan diatur berdasarkan kemampuan masing-masing peserta, sehingga durasi waktu untuk melakukan tes pun akan berbeda-beda. Lamanya waktu tes dimungkinkan untuk diperpendek tanpa menghilangkan ketepatan pengukuran.
Dengan metode ini maka PLN dapat memperoleh hasil tes IQ secara langsung dan menyeluruh, tanpa menghitung hasil tes peserta secara satu per satu. Hal ini menjadi upaya PLN untuk menjaring calon pegawai baru yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Ali mengungkapkan, PLN menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang mengembangkan tes IQ menggunakan metode CAT untuk seleksi calon pegawai baru.
Pengembangan metode ini dilakukan oleh Assesment Center PLN yang berada di bawah Unit PLN Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) bersama ahli psikometri, baik dari dalam maupun luar negeri. Metode CAT ini diadopsi dari University of Cambridge, London dan dikembangkan oleh PLN sejak tahun lalu.
"Hari ini untuk pertama kalinya kami menggunakan TAP sebagai salah satu tahapan seleksi di PLN, walaupun metode ini sudah digunakan sebelumnya untuk lingkungan internal PLN," tutur Ali.
Ali menuturkan, melalui tes ini seseorang tidak hanya dinyatakan lulus atau tidak lulus saja, melainkan juga mampu meng-capture kemampuan seseorang, sekaligus ketahanan dalam menghadapi stres sehingga menyesuaikan kebutuhan Sumber Saya Manusia (SDM) di PLN.
"Jadi nanti akan ketahuan seseorang itu lebih berbakat di bidang pekerjaan mana," ujar dia.
Kebutuhan tenaga kerja PLN tahun ini mencapai 5.558 baik pendidilan SMA/SMK, D3, S1 hingga S2. "Tahun ini rekrutmen terbanyak. Selain untuk menggantikan posisi karyawan yang pensiun sebanyak 2.000-an tiap tahun, juga untuk memenuhi kebutuhan PLN, terutama karena adanya proyek 35.000 MW dan 7.000 MW carry over," jelas Ali.
Terkait pembukaan lowongan pekerjaan, PLN mengimbau agar pelamar berhati-hati terhadap penipuan informasi rekruitmen. PLN tidak melakukan korespondensi terkait rekruitmen dan tidak memungut biaya apapun selama pelamar mengikuti seleksi yang diselenggarakan PLN.
Selain itu, tidak ada sistem refund atau penggantian biaya transportasi dan akomodasi yang berkaitan dengan pelaksanaan seleksi. Segala informasi rekruitmen PLN dapat dilihat pada situs resmi PLN (www.pln.co.id/blog/category/rekrutmen/). (Pew/Ahm)