Laba BCA Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I

PT Bank Central Asia Tbk mencatat pendapatan tumbuh 17 persen menjadi Rp 12,8 triliun menopang laba pada kuartal I 2016.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 27 Apr 2016, 19:55 WIB
BCA ikut berpartisipasi di acara Indonesia Banking Expo (IBEX) 2015 di JCC, Jakarta, Kamis (10/9/2015). Sejumlah bank menawarkan beragam fasilitas untuk menarik pengunjung menabung di tempatnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membukukan laba bersih sebesar Rp 4,5 triliun pada kuartal I 2016 atau naik 11,1 persen dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 4,1 triliun.

Peningkatan laba ditopang oleh pendapatan operasional yang tumbuh menjadi Rp 12,8 triliun atau sebanyak 17 persen dibanding periode sebelumnya Rp 11 triliun.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja mengatakan, kinerja perseroan masih baik kendati perekonomian sedang melambat.

"Ditopang oleh posisi likuiditas dan permodalan yang kokoh BCA berkomitmen mendukung kebutuhan pinjaman nasabah di tengah kondisi ekonomi yang masih bergerak lambat," kata dia, Jakarta, Rabu (27/4/2016).

 

Posisi kredit mencapai Rp 373,7 triliun atau tumbuh 11,4 persen pada kuartal I 2016 dibanding periode sama tahun lalu.

Kredit perseroan ditopang oleh kredit korporasi yang melesat 18,5 persen menjadi Rp 129,4 triliun, kredit komersial dan UKM naik 5,9 persen menjadi Rp 142,3 triliun.

Kredit konsumer mengalami pertumbuhan sebanyak 10,9 persen menjadi Rp 102,1 triliun dan kredit perumahan tumbuh 9,3 persen ke angka‎ Rp 59,9 triliun. Lebih lanjut, kredit kendaraan bermotor tumbuh 13,8 persen menjadi Rp 32,7 triliun.

"Rasio kredit bermasalah (NPL) berada pada level 1,1 persen pada akhir Maret 2016 meningkat dari 0,7 persen ‎pada akhir Maret 2015," kata dia.

Pada kuartal I 2016, PT Bank Central Asia Tbk telah membentuk tambahan cadangan penurunan nilai (CKPN) aset keuangan sebesar Rp 989 miliar yang membuat rasio cadangan terhadap total kredit bermasalah 235,0 persen.

Dana pihak ketiga perseroan meningkat 5,7 persen menjadi Rp 470 triliun pada kuartal I 2016. Dana CASA menjadi penyumbang utama total pendanaan bank dengan porsi 76,9 persen total dana pihak ketiga. Apabila dirinci, dana tabungan sebesar 67,4 persen dari CASA dengan nilai Rp 243,9 triliun, dana giro Rp 117,8 triliun, dan dana deposito Rp 108,7  triliun.

"Pada akhir Maret 2016 rasio kecukupan modal (CAR) tercatat 20 persen dan rasio kredit terhadap pendanaan LFR tercatat sebesar 78,9 persen," ujar dia. (Amd/Ahm)




POPULER

Berita Terkini Selengkapnya