Liputan6.com, Tangerang - Tren belanja online atau yang dikenal dengan e-Commerce terus meningkat dari tahun ke tahun. Menkominfo Rudiantara memprediksi nilai bisnisnya bisa mencapai angka US$ 30 miliar tahun ini.
Pria yang akrab disapa Chief RA ini menyebutkan, penyumbang nilai transaksi bisnis terbesar berasal dari industri transportasi udara.
Menurut Rudiantara, sektor ini masuk dalam kategori e-Commerce. Pasalnya, e-Commerce itu berarti semua bisnis yang retail, bisa berupa barang bisa juga dalam bentuk layanan.
Baca Juga
Advertisement
"Transportasi udara itu pasti sudah e-Commerce. Karena reservasi, booking seat, bahkan bayarnya juga langsung kan, nilai transaksinya tinggi sekali", jelasnya di acara Indonesia E-Commerce Summit & Expo (IESE) di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Tangerang Selatan.
Diakui RA, salah satu industri yang besar adalah transportasi udara, belum lagi bisnis e-Commerce yang lain. Misalnya Tokopedia dan Go-Jek yang memiliki 200 ribu driver. "Tanya aja omzetnya berapa", tuturnya.
Melihat kondisi itulah, RA yakin nilai bisnis e-Commerce bisa mencapai angka US$ 30 miliar.
Lantas bagaimana dengan UKM?
Jumlah UKM yang berbisnis online ternyata masih jauh dari yang diharapkan, padahal UKM berkontribusi besar dalam perekonomian Indonesia.
Andy Sjarif, Founder SITTI & Nurbaya Initiative, mengatakan produk UKM yang dijual lewat e-Commerce masih di bawah lima (5) persen.
Karena itu, menurut Andy pemerintah harus memikirkan cara bagaimana agar UKM bisa mendapatkan wadah online agar produk mereka bisa dipasarkan, bukan diminta untuk belajar e-Commerce karena mereka pasti sudah sibuk mengurusi bisnisnya.
(Dew/Isk)