Liputan6.com, Makassar - Seorang wanita bercadar Armila D.A.D Ela Putri Ningsih Al RA. Binti Abd Arsyad (24) menangis sambil ngesot meninggalkan kantor Dinas Kependudukan Catatan Sipil Kota Makassar. Warga Jalan Gatot Nomor 1 A Makassar itu berontak dan menangis saat diminta membuka cadar agar wajahnya kelihatan.
Saksi mata, Irfan (42), warga Jalan Hartaco Makassar, menyaksikan insiden itu saat hendak mengurus dokumen kependudukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar, Selasa, 26 April 2016. Saat itu dia melihat seorang wanita bercadar menangis dan memberontak di hadapan pegawai perempuan dinas.
"Yang saya tahu, pegawai perempuan itu menanyakan dokumen pelengkap pengurusan kependudukan terhadap wanita cadar itu, tapi tidak bisa diperlihatkan. Tapi dia (wanita cadar) itu hanya memperlihatkan surat keterangan kehilangan dari kepolisian, lalu menangis dan berontak," kata Irfan kepada Liputan6.com, Kamis (28/4/2016).
Irfan kemudian menengahi dan menanyakan ke pegawai apa masalah yang terjadi. Ternyata, data wanita bercadar itu tak ada dalam database setelah dicek di komputer. Petugas juga menanyakan identitas lainnya, seperti nama orangtuanya dan tempat tinggalnya. Namun pertanyaan petugas malah dijawab tidak tahu sambil menangis.
Baca Juga
Advertisement
Perempuan bercadar itu, menurut Irfan, hanya membawa surat keterangan kehilangan yang salah satunya ada tercatat kehilangan KTP. Ia bermaksud mengurus kembali penerbitan KTP barunya.
"Selang beberapa menit dia terjatuh dan tak bisa berdiri. Namun, saat mau dibantu berdiri dia menolak. Sehingga sambil menangis dia ngesot hendak meninggalkan kantor dinas ingin pulang saja karena merasa tak dapat pelayanan di kantor itu," kata Irfan.
Sambil menangis dan ngesot, wanita cadar itu berusaha perlahan meninggalkan kantor dinas dengan mengandalkan sendal yang dipasang di tangannya sebagai tumpuan.
"Saya akan adukan kalian sama Pak Wali Kota nanti karena menyusahkan warga dalam pengurusan KTP," ujar dia sambil memberitahu jika ia terserang rematik tiba-tiba, sehingga tak bisa menggerakkan kakinya.
Namun saat berada di depan kantor dinas kependudukan, warga yang mayoritas perempuan yang ada di kantor dinas dan juga sedang mengurus KTP memaksa untuk membantu wanita bercadar itu naik ke atas becak motor guna diberi pertolongan ke rumah sakit.
Kepala Humas Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar, Ikram Dinar, menampik adanya warga yang tidak dilayani.
"Wanita bercadar itu memang tak memiliki dokumen pendukung. Saat ditanya nama orangtuanya agar memudahkan mencari datanya, dia malah jawab tak tahu. Dia hanya ngotot memperlihatkan surat keterangan kehilangan dari kepolisian. Padahal di surat itu tidak dicantumkan identitas nomor kewarganegaraan, sehingga sulit untuk melacak identitasnya," kata Ikram.
Meski demikian, pegawai mencoba kembali dengan memasukkan nama wanita cadar itu. Namun namanya tetap tak terdeteksi di bagian data kependudukan yang tersimpan di komputer.
"Tapi kita tetap membantu mencoba dengan cara lain dengan memasukkan nama orangtuanya. Namun giliran kita menanyakan nama orangtuanya, dia jawabnya tidak tahu, sehingga pegawai yang berusaha membantu bingung," kata Ikram.