Liputan6.com, Jakarta - Indonesia saat ini menjadi negara yang memiliki jumlah bank cukup banyak jika dibandingkan negara Asean lainnya. Jumlah bank mencapai 119 bank hingga kini.
Pengamat Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada Tony Prasetiantono mengungkapkan jumlah itu harus segera dikurangi demi menciptakan industri perbankan yang lebih kuat.
"Jumlah bank kita saat ini 119, di Thailand itu ada 37 bank, sedangkan di Singapura hanya ada 3 bank, jadi kalau masih seperti ini misi pemerintah untuk mewujudkan bunga single digit itu mustahil," kata Tony di Gedung Bank Indonesia, Kamis (28/4/2016).
Ia menjelaskan, semakin banyak bank itu, suku bunga justru semakin sulit dikendalikan. Selama ini, perbankan dengan modal-modal kecil hanya bisa mengandalkan bunga yang tinggi demi mendapatkan dana dari masyarakat.
Baca Juga
Advertisement
Dengan bunga yang tinggi diterapkan bank-bank kecil ini, akan menjadikan bank-bank yang memiliki modal besar juga secara otomatis mengikuti skema itu. Hanya saja dipastikan tidak setinggi bunga di bank-bank yang bermodal kecil.
"Jadi ketika bank kecil ini bunga tinggi, bank besar ini ibarat tinggal menikmati kue saja," ujar dia.
Semakin ketat persaingan ini yang sepertinya akan menjadikan pemerintah harus berputar otak. Untuk itu, dirinya mendukung rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang akan mengeluarkan kebijakan mengenai peningkatan batas modal perbankan.
"Kalau ada yang bilang Thailand saja bisa kok kita tidak bisa, ya karena mereka banknya sedikit, tidak bisa dibandingkan dengan kita. Jadi misi single digit itu menurut saya mustahil, karena struktur industri perbankan sendiri tidak memungkinkan untuk itu," tutur dia.
Seperti diketahui sebelumnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mengeluarkan insentif untuk bank yang melakukan efisiensi. Langkah itu merupakan salah satu upaya untuk mengejar suku bunga kredit single digit perbankan sampai akhir tahun.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan, insentif yang diberikan kepada bank efisien dengan mengacu pada kolaborasi Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dan Margin Bunga Bersih (Net Interest Margin/NIM). Semakin rendah BOPO dan NIM semakin besar insentif yang diberikan kepada bank.
"Itu nanti akan ada istilahnya perpaduan antara NIM dengan BOPO. Saya kira subtansinya tidak berubah. Cuma lebih kepada isu legal saja. Jadi aturan apa yang mesti diubah. Pada satu level tertentu akan ada insentif, tapi kita berikan bantuan, kalau memenuhi itu kita kasih pendidikan, macam-macam lah," kata dia di DPR,Jakarta, Senin 25 April 2016. (Yas/Ahm)