Ali Mustafa Yaqub Pesan Makam 2 Tahun Sebelum Wafat

Pemilihan lokasi pemakaman Ali Mustafa Yaqub tersebut berdasarkan permintaan sang kiai semasa hidup.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 28 Apr 2016, 16:12 WIB
Persiapan pemakaman mantan Imam Besar Masjid Istiqlal Ali Mustafa Yaqub. (Liputan6.com/Nafiysul Qodar)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan imam besar Masjid Istiqlal KH Ali Mustafa Yaqub meninggal dunia pukul 06.30 WIB. ‎Pengasuh Pondok Pesantren Ilmu Hadis Darus Sunnah di Ciputat, Tangerang Selatan itu meninggal dunia secara mendadak setelah sempat mengeluh kelelahan dan masuk angin.

‎Ratusan pelayat yang mayoritas merupakan santri, alumni, dan kerabat langsung memadati kediaman almarhum Ali Mustafa di kompleks pesantren Darus Sunnah. Mereka berbondong-bondong hadir untuk mengantarkan sang kiai menuju peristirahatan terakhirnya.

Berdasarkan pantauan Liputan6.com, ratusan jemaah melaksanakan salat jenazah‎ secara bergiliran di Masjid Muniroh Salamah di kompleks pesantren sejak pukul 10.30 WIB. Jenazah kemudian dikebumikan tepat di belakang masjid sekitar pukul 13.00 WIB, setelah para pelayat melaksanakan salat jenazah dan salat zuhur.

 

Perwakilan keluarga yang juga merupakan santri senior, Ali Nurdin mengatakan, pemilihan lokasi pemakaman tersebut berdasarkan permintaan sang kiai semasa hidup. Bahkan Ali Mustafa telah memesan sejak 2 tahun lalu agar dia dimakamkan di belakang masjid, di komplek Pesantren Darus Sunnah itu.

"‎Beliau sudah jauh-jauh hari mengaku siap. Dua tahun lalu, itu (lokasi pemakaman) sudah disiapkan, karena beliau sudah katakan (ingin dimakamkan di belakang masjid)," ujar Nurdin di Kompleks Pesantren Darus Sunnah, Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis (28/4/2016).

Bagi sebagian besar santri, kata Nurdin, sosok Ali Mustafa Yaqub tidak hanya dianggap sebagai seorang kiai atau guru, tapi juga orangtua. ‎Almarhum dikenal tegas, tapi juga terbuka dengan santri-santrinya.

"‎Kalau ada masalah, kesulitan di kehidupan, beliau itu membantu sekali. Kami masih sangat kehilangan," tutur dia.

Hal senada juga disampaikan santri lainnya, Fikri. Di mata Fikri, Ali Mustafa merupakan sosok guru yang sangat terbuka dengan santrinya. Ia juga selalu memberikan motivasi terhadap para santri.

"Beliau tegas, terbuka, dan sering berdiskusi dengan para santrinya. Kalau berkomunikasi dengan para santri biasanya menggunakan bahasa Arab atau Inggris," terang Fikri.

Ali Mustafa Yaqub meninggalkan seorang istri bernama Ulfah Uswatun Hasanah dan seorang putra bernama Ziaul Haromain. Sang istri tinggal di kompleks Pesantren Darus Sunnah, Ciputat. Sementara sang anak mengajar di Darul Uloom New York, Amerika Serikat.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya