Warga Kampung Luar Batang Tolak Jual Tanahnya ke Pemprov DKI

Ahok yang menjadi pemimpin DKI Jakarta dianggap sama sekali tidak paham dengan sejarah Jakarta.

oleh Muslim AR diperbarui 28 Apr 2016, 16:26 WIB
Sejumlah warga berdiri di bawah spanduk penolakan penggusuran Kampung Luar Batang, Penjaringan, Jakarta, Rabu (20/4). Mereka menolak pembongkaran tahap dua yang akan dilakukan Pemprov DKI pada Mei nanti. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Warga Kampung Luar Batang, Jakarta Utara, menolak tawaran pemerintah untuk menjual tanah mereka. Perwakilan warga Kampung Luar Batang yang juga sekretaris Masjid Keramat Luar Batang, Daeng Mansur Amin menegaskan, tidak akan bekerja sama dengan Pemprov DKI untuk membujuk warga sekitar masjid agar mewakafkan tanahnya, meskipun akan dibeli pemerintah.

"Dari awal saya sudah bilang, masjid Luar Batang dan warga itu satu kesatuan. Enggak bisa dipisahkan. Kami menolak ajakan (menjual tanah) itu," ujar dia saat ditemui Liputan6.com di lokasi, Jakarta, Kamis (28/4/2016).

Menurut Mansur, bujukan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok itu adalah upaya mengadu domba dan memecah belah masyarakat dengan pengurus masjid.

 

"Itu permintaan yang enggak masuk akal. Warga di sini yang memakmurkan masjid kok malah ditumbal. Itu memecah belah namanya," kesal Mansur.

Tokoh masyarakat Kampung Luar Batang ini juga menyindir, Ahok sebagai pemimpin Jakarta sama sekali tidak paham dengan sejarah Jakarta. Kampung Luar Batang sudah ada sejak abad 17 pada masa kejayaan Kerajaan Sunda Padjajaran.

"Ahok kayaknya enggak tahu sejarah, kampung Luar Batang ini kampung sejarah yang masuk dalam bagian kawasan Kota Tua Jakarta," ucap dia.

Ahok sebelumnya mengatakan, telah menugaskan bawahannya untuk mendekati pihak pengurus masjid agar mau membujuk warga menjual tanahnya kepada Pemprov DKI.

Masyarakat kampung Luar Batang pun menolak. Sejumlah upaya masih terus dilakukan. Menurut warga sekitar, terdengar desas-desus yang menyebut ada warga yang dibujuk untuk menjual tanah mereka.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya