Liputan6.com, Jakarta- Kesetaraan gender merupakan isu sentral di belahan bumi manapun yang hingga kini menjadi bahan perbincangan masyarakat luas. Seiring dengan berjalannya waktu, peran perempuan memang secara perlahan-lahan mulai diakui. Namun untuk perempuan Indonesia, hal tersebut masih menjadi problematika yang belum terpecahkan. Sebagian besar dari mereka dihadapi oleh sejumlah isu kesenjangan yang membuat mereka kurang berdaya dan rentan terjerat kemiskinan.
Menyikapi isu tersebut, sebuah program bertajuk MAMPU (Maju Perempuan Indonesia untuk Penanggulangan Kemiskinan) telah dibuat atas kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Australia. Melalui program ini, kedua belah pihak berharap perempuan Indonesia mendapatkan akses ke layanan publik yang akan membantu mereka atasi isu kesenjangan.
Baca Juga
Advertisement
Untuk menjangkau para perempuan ini, tentunya peran media sosial sangat diutamakan. Karena itu Kedutaan Besar Australia di Jakarta menggelar acara peluncuran resmi akun Twitter MAMPU (@ProgramMAMPU) di kediaman Duta Besar Australia untuk Indonesia, Paul Grigson pada hari Kamis 28 April 2016.
“Media sosial merupakan wadah penting yang dapat memperluas koneksi program MAMPU,” kata Dubes Grigson melalui pidato pembukanya.
Ia menyampaikan bahwa pemerintahnya yang diwakili oleh Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) akan terus memberikan dukungan untuk kemajuan perempuan Indonesia yang mereka nilai sangat hebat.
Kerjasama program antara pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) dan Australia melalui DFAT ini diresmikan pada tahun 2012 lalu dimana fokus terpusat pada intervensi untuk perempuan miskin dan organisasi-organisasi perempuan yang memperjuangkan hak mereka.
Perempuan Hebat Indonesia
Sejumlah perempuan berprestasi dan berpengaruh hadir dalam acara tersebut, Salah satu diantara mereka adalah seorang presenter berita terkemuka di Indonesia, Desi Anwar. Ia menceritakan bahwa karirnya dalam industri televisi melambung saat Indonesia terjerat krisis moneter pada tahun 1998 lalu.
“Pada saat itu, media dilarang meliput isu krisis namun saya bersikeras untuk memberitakan hal tersebut karena masyarakat berhak mendapatkan informasi dan merasakan esensi demokrasi,” ungkapnya.
Menurutnya, pada era dimana media sosial belum berkoar seperti sekarang, televisi dianggap sebagai sumber informasi utama. Para politisi pun akhirnya menyadari pentingnya industri tersebut sebagai wadah dimana informasi penting dapat tersalurkan.
Kehebatan Desi dalam industri televisi merupakan bukti nyata bahwa perempuan Indonesia mempunyai potensi dan berkontribusi besar untuk kemajuan bangsa dan negara melalui penyajian informasi yang dikemas dalam berita.
“Industri televisi merupakan sarana yang tepat bagi perempuan Indonesia agar lebih dikenal dan diakui oleh masyarakat,” kata Desi.
Selain Desi, seorang wanita yang kini menjabat sebagai anggota DPRD ketua komisi III untuk wilayah Sulawesi Selatan, Haeriah Harman juga berkesempatan untuk menceritakan kendala yang dihadapi perempuan di daerahnya.
“Kekerasan terhadap perempuan dan anak kerap kali terjadi. Akun Twitter Program MAMPU sangat penting untuk memastikan mereka yang tertindas mendapatkan akses layanan publik,” Haeriah menjelaskan.
Kisah perempuan Indonesia hebat lainnya seperti Nurlina sang nelayan dan Siti Mariam Ghozali, seorang mantan buruh migran yang kini sukses menjadi pebisnis juga disampaikan oleh pihak program MAMPU. Hal tersebut dinilai penting untuk memotivasi perempuan Indonesia lainnya untuk terus berjuang mendapatkan hak-hak mereka dan dukungan konkrit dari pemerintah dalam dan luar negeri.
Advertisement