6.000 Pinus Roboh Ditiup Angin Kencang

Usia pohon pinus yang tumbang itu bervariasi sekitar 15 hingga 50 tahun.

oleh Liputan6 diperbarui 29 Apr 2016, 10:40 WIB
Usia pohon pinus yang tumbang itu bervariasi sekitar 15 hingga 50 tahun.

Liputan6.com, Banjarnegara - Sekitar 6.000 pohon pinus di wilayah Bagian Kesatuan Hutan (BKPH) Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, roboh akibat diterjang angin kencang.

"Terkait pohon-pohon yang roboh ini, kami sudah membuat berita acara dengan Seksi Perencanaan Hutan. Kami mengusulkan rencana teknik tahunan tebangan tak terduga," kata Administrator Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur Wawan Triwibowo di kawasan hutan pinus Perhutani, Desa Sirongge, Kecamatan Pandanarum, Banjarnegara, Kamis 28 April 2016.

Menurut dia, rencana tebangan tak terduga tersebut mengakomodasi kegiatan-kegiatan yang tidak terencana dan tidak terduga yang disebut dengan tebangan D. Setelah itu, kata dia, Perhutani akan mengeksploitasi hutan produksi secara terbatas.

Dalam hal ini, kata dia, Perhutani tidak bisa mengeksploitasi atau mengambil pohon-pohon yang roboh di kawasan hutan lindung.


"Kami tidak bisa melakukan pungutan di sana (hutan lindung, red), sehingga pohon-pohon yang roboh dibiarkan menjadi humus," kata Wawan, seperti dilansir Antara.

Ia mengatakan usia pohon pinus yang tumbang itu bervariasi sekitar 15 hingga 50 tahun. Menurut dia, arah embusan angin kencang itu seperti ada jalurnya sehingga tidak semua pohon terkena hingga roboh.

"Terhadap tebangan yang mengompleks, selain mengusulkan rencana pungutan atau mengambil pohon yang roboh untuk dieksploitasi, kami juga mengusulkan untuk rencana penanaman bibit pohon baru pada tahun depan dengan harapan tidak terjadi tanah kosong yang muncul akibat bencana," ujar Wawan.

Terkait potensi penurunan produksi getah pinus, Wawan memperkirakan akan terjadi penurunan sekitar 12-20 ton dalam satu tahun. Padahal, kata dia, bibit pohon pinus baru pada tebangan yang mengompleks agar bisa disadap membutuhkan waktu 11 tahun.

"Itu hanya untuk yang mengompleks. Kalau yang tidak mengompleks atau roboh satu-dua pohon, kami tidak mengganti dengan tanamanan baru," kata Wawan.

Meski begitu, dia mengatakan penurunan produksi tersebut tidak terlalu signifikan karena di wilayah Perhutani KPH Banyumas Timur terdapat sekitar 1,5 juta pohon pinus yang disadap, sedangkan yang terkena dampak angin kencang hanya sekitar 6.000 pohon.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya