Ingatkan Pentingnya Pilah Sampah, Coca-Cola Europacific Partners Indonesia Lakukan Aksi Bersih-Bersih

Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia) mengadakan gerakan bersih-bersih serentak di 10 kota yang melibatkan lebih dari 1.000 partisipan, termasuk karyawan, komunitas, serta pemerintah daerah (pemda).

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Sep 2023, 21:16 WIB
Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia) mengadakan gerakan bersih-bersih serentak di 10 kota yang melibatkan lebih dari 1.000 partisipan, termasuk karyawan, komunitas, serta pemerintah daerah (pemda). (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia) mengadakan gerakan bersih-bersih serentak di 10 kota utama Indonesia, yaitu Medan, Padang, Lampung, Jakarta, Bekasi, Bogor, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Bali.

Aksi tersebut melibatkan lebih dari 1.000 partisipan, termasuk karyawan, komunitas, serta pemerintah daerah (pemda). Gerakan ini juga disertai dengan pembekalan kesadaran masyarakat untuk memilah dan mengelola sampahnya secara mandiri.

Direktur Public Affairs, Communications, and Sustainability CCEP Indonesia & Papua New Guinea Lucia Karina menekankan komitmen kuat CCEP Indonesia dalam mendukung visi masyarakat untuk lingkungan yang bersih, sehat, dan lestari.

"Dalam aksi kali ini, inisiatif CCEP Indonesia tidak hanya difokuskan pada kegiatan bersih-bersih, namun juga memberikan edukasi dan membangkitkan semangat masyarakat untuk sadar dan peduli tentang pentingnya tata kelola sampah yang efisien," ujar Lucia Karina melalui keterangan tertulis, Minggu (17/9/2023).

Hal itu, lanjut dia, dimulai dari pemilahan dan pengelolaan sampah yang benar dari sumbernya, seperti rumah dan sekolah. Kemudian, mengerti cara untuk pilah sampah dengan benar adalah fondasi dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

"Maka dari itu, kegiatan kami kali ini tidak hanya sekedar mengumpulkan sampah, tapi juga memastikan bahwa setiap jenis sampah dikelompokkan dengan benar, baik itu sampah organik, kemasan PET (polyethylene terephthalate), plastik fleksibel, plastik multilapis (multilayer), maupun sampah non organik lainnya," papar Karina.

Dia menyebut, mengatasi isu sampah memerlukan kerja sama lintas sektor. Menurut Karina, krisis sampah bukan hanya tanggung jawab satu pihak.

"Kolaborasi Nonahelix, yang melibatkan semua pemangku kepentingan, merupakan solusi yang kami percayai menjadi jalan keluar yang berkelanjutan bagi penanganan sampah di Indonesia," jelas Karina.

 


Kegiatan Bersih-Bersih

Melalui pembangunan fasilitas TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, and Recycle) KUPAS yang telah dibangun sejak tahun 2013, sampah di Desa Panggungharjo, Bantul DI Yogyakarta telah diolah dan dipilah dengan baik.

Karina menjelaskan, konsep Nonahelix mengedepankan kerja sama yang melibatkan pemerintah, industri, masyarakat, akademisi, jasa keuangan, LSM, tokoh masyarakat, komunitas, dan media.

Melalui kolaborasi tersebut, kata dia, setiap entitas dapat memberikan kontribusi terbaiknya dalam menangani masalah pengelolaan sampah di Indonesia.

"Sebagai contoh nyata, kegiatan bersih-bersih di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan, telah menggabungkan kekuatan dari berbagai elemen masyarakat, termasuk Bank Sampah Budi Luhur, mahasiswa, akademisi, dan media. Keseluruhan inisiatif ini mendapat dukungan dan apresiasi dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan pemerintah daerah lainnya," jelas Karina.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Asep Kuswanto menekankan pentingnya edukasi masyarakat terkait pengelolaan sampah.

"Pemahaman masyarakat akan pentingnya pemilahan sampah dapat memainkan peran besar dalam mengurangi volume sampah yang menuju TPA. Saat ini, setiap harinya 7.500 ton sampah dibawa ke TPA Bantargebang dari Jakarta," ucap dia.

"Ini menjadi krusial, terutama saat beban TPA kini semakin meningkat dan memerlukan langkah-langkah konkret untuk menanganinya. Terima kasih kepada CCEP Indonesia, dengan semua inisiatifnya, termasuk pengelolaan botol kemasan plastik dan edukasi ke masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah," sambung Asep.

 


Hasilkan Pengumpulan Sampah yang Banyak

Melalui pembangunan fasilitas TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, and Recycle) KUPAS yang telah dibangun sejak tahun 2013, sampah di Desa Panggungharjo, Bantul DI Yogyakarta telah diolah dan dipilah dengan baik.

Hasil dari kegiatan mencakup pengumpulan 4,9 ton sampah organik dan 4,6 ton sampahanorganik, yang diantaranya terdiri lebih dari 3,4 ton sampah plastik berbagai jenis, seperti multilapis dan 1,2 ton botol kemasan PET. Dari jumlah tersebut, botol PET yang terkumpul akan dikelola oleh Yayasan Mahija Parahita Nusantara.

Selanjutnya, botol-botol tersebut akan diserahkan ke PT Amandina Bumi Nusantara, pabrik daur ulang yang didirikan CCEP Indonesia bersama Dynapack Asia—untuk diolah kembali menjadi botol PET yang baru.

Langkah tersebut mencerminkan upaya CCEP Indonesia dalam mendorong sistem daur ulang tertutup untuk botol PET (closed loop system), mendekatkan diri pada pencapaian agenda global yaitu 'This is Forward', yang menargetkan pengumpulan 100% kemasan yang dihasilkan pada tahun 2030 dan memastikan 50% kemasan yang diproduksi berasal dari recycled PET (rPET).

Infografis 7 Penyebab Sampah Makanan. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya