Tinggalkan Rusun Marunda, Sebagian Warga Aquarium Pilih Pulang

Maisyoroh mengaku kesusahan tinggal di rusun Marunda. Jarak yang jauh membuat usahanya rugi.

oleh Muslim AR diperbarui 29 Apr 2016, 20:19 WIB
Bus sekolah gratis yang antar-jemput warga Rusun Marunda. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Warga Kampung Aquarium, Penjaringan, Jakarta Utara yang menempati Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Marunda, ramai-ramai mendatangi bekas rumah mereka. Tempat tinggal di Rusunawa Marunda mereka anggap tak layak untuk ditinggali. Sebab, mereka tak bisa mencari penghidupan di tempat yang digadang-gadangkan gratis selama 3 bulan itu.

"Udah kayak kuburan, sepi, belum lagi bangunannya bocor," ujar Sri Rudiyani (48) pada Liputan6.com di Kampung Aquarium, Jumat (29/4/2016).

Dari keterangan Sri, loteng ruangan yang ia tempati sering bocor. Rembesan air tersebut diduga berasal dari kamar mandi di lantai atasnya, belum lagi lantainya yang belum dipoles.

"Yang kasihan itu lantai dasar, rembesan dari lantai saya, lantai 3, sampai atasnya," lanjut Sri.

Lain halnya dengan Maisyoroh (37), ibu 3 anak ini mengaku kesusahan tinggal di rusun Marunda. Jarak yang jauh membuat usahanya rugi. Ia yang berjualan kebutuhan sehari-hari seperti beras, gas, dan kebutuhan lainnya hampir bangkrut.

"Saya cuma dapat Rp 20.000 sehari, buat ongkos aja udah abis," kata Maisyoroh.

Bahkan, suaminya yang berprofesi sebagai pengemudi becak motor di Jakarta Utara itu jarang pulang. Suaminya hanya pulang satu kali dalam empat hari. Selama tiga pekan tinggal di Marunda, Maisyoroh sudah kehabisan uang.

"Mending di sini, ada yang bisa nolongin, di sana mau nolong gimana? Sama-sama korban gusuran," terang Maisyoroh.

Dari pantauan di Kampung Luar Batang dan Kampung Aquarium, ada puluhan kepala keluarga yang sebelumnya tinggal di rusun pemberian pemerintah berbalik arah menempati tenda-tenda darurat. Mereka bertekad akan menuntut ganti rugi, atau meminta pemerintah membangun kembali rumah-rumah mereka.

"Jauh lebih gede rumah saya yang di sini (Kampung Aquarium), kalau di situ (Marunda) sempit, jauh dan bukan punya kita. Mau bayar sampai 20 tahun juga, rusunnya nggak jadi milik kita," terang Maisyoroh.

Sri Rudiyani dan Maisyoroh merupakan warga RT 11 Kampung Aquarium. Sri mengaku menghabiskan ratusan juta rupiah untuk membangun rumah yang telah diratakan Pemprov DKI Jakarta.

"Habis kebakaran, saya bangun lagi, habis 500 jutaan," terang Sri.

Alasan Sri memilih rusun Marunda pada awalnya karena putrinya tengah mengandung. Dia tidak mau ribut-ribut dan memilih tinggal di rusunawa lebih dahulu. "Sekarang cuma anak doang yang di sana, saya sama suami lebih sering di sini," Sri menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya