Liputan6.com, Surabaya - Nasib bangunan bersejarah di Surabaya yang sebagian sudah beralih menjadi cagar budaya kota, masih memprihatinkan. Padahal, barisan gedung tua itu bisa menjadi Obyek Daya Tarik Wisata (ODTW) minat khusus.
"Banyak yang telantar dan tak terurus, sangat disayangkan," ujar Direktur Sjarikat Poesaka Surabaya, Fredy H Istanto pada Liputan6.com Sabtu (30/4/2016)
Di kota pahlawan ini masih sangat banyak kawasan bangunan peninggalan era kolonial Belanda. Terutama di wilayah Surabaya Utara yang masih tampak asli.
"Zaman Belanda dulu bangunan sekitar sini arsiteknya lebih ke arah internasional style yang sudah menggunakan beton, di abad 19. Tapi kondisinya memprihatinkan," kata Freddy.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Freddy, wilayah Surabaya Utara menjadi bagian pusat pemerintahan serta bisnis Surabaya tempo dulu.
"Jembatan Merah yang persis di atas sungai Kalimas ini secara tidak langsung menjadi batas tegas tata ruang pada masa itu," kata Fredy.
Saat berada di bibir Kalimas, kata Fredy, Jembatan Merah ini merupakan pagar yang indah. "Sampai diabadikan ke lagu," ujar Dekan di Universitas Ciputra (UC) Surabaya ini.
Tidak jauh dari Jembatan Merah, tepatnya di Jalan Karet dulunya juga terdapat masjid yang menjadi transit muslimin sebelum berangkat ke Tanah Suci Mekah, untuk menunaikan ibadah haji.
"Masjid inilah yang menjadi cikal bakal asrama haji di Surabaya. Menjadi jujugan sementara karena masjid itu berada di tepi Kalimas, tempat sandarnya kapal," kata Fredy.